Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pandora Papers: Raja Yordania Bangun Kerajaan Properti Rp 1,4 Triliun melalui Perusahaan Cangkang untuk Mengemplang Pajak

Kompas.com - 04/10/2021, 18:41 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Al Jazeera

AMMAN, KOMPAS.com - Raja Yordania Abdullah II termasuk salah satu nama orang pentIng di dunia yang disebutkan dalam kebocoran Pandora Papers.

Ia dituduh telah berusaha menyembunyikan aset jutaan dollar AS di surga pajak melalui perusahaan cangkang, kemudian diam-diam membeli rumah mewah di seluruh dunia, seperti yang dilansir dari Al Jazeera pada Minggu (3/10/2021).

Pandora Papers adalah penyelidikan internasional yang melibatkan sekitar 600 jurnalis didasarkan pada kebocoran sekitar 11,9 juta dokumen dari 14 layanan keuangan global.

Baca juga: Kebocoran Pandora Papers Ungkap Daftar Nama Orang-orang Penting Ini...

Dokumen-dokumen dalam Pandora Papers tersebut menunjukkan bagaimana Raja Abdullah II menciptakan jaringan perusahaan cangkang di surga pajak untuk membangun kerajaan properti senilai 100 juta dollar AS (Rp 1,4 triliun) dari Malibu, California hingga Washington DC, dan London.

Menurut penyelidikan, “Tiga rumah besar tepi pantai di Malibu dibeli melalui 3 perusahaan cangkang seharga 68 juta dollar AS (Rp 969,9 miliar) oleh Raja Yordania pada tahun-tahun setelah warga Yordania turun ke jalan-jalan selama Musim Semi Arab untuk memprotes pengangguran dan korupsi.”

Laporan Pandora Papers menyebutkan Abdullah II (59 tahun) juga memiliki 3 apartemen mewah di sebuah kompleks di Washington DC dengan pemandangan panorama Sungai Potomac, dan sebuah rumah di Ascot, salah satu kota termahal di Inggris, bersama dengan apartemen jutaan dolar di pusat kota London.

Baca juga: Pandora Papers: Putin Punya Aset Rahasia di Monako, Presiden Azerbaijan Dituduh Jarah Negara Sendiri

“Yordania tidak memiliki uang sebanyak monarki Timur Tengah lainnya, seperti Arab Saudi, mengizinkan seorang raja untuk memamerkan kekayaannya,” kata Annelle Sheline, seorang sarjana Timur Tengah.

"Jika raja Yordania menunjukkan kekayaannya secara lebih terbuka, itu tidak hanya akan dibenci rakyatnya, tetapi juga akan membuat para donor Barat yang telah memberinya uang menjadi kesal," terang Sheline.

Istana kerajaan Yordania mengatakan pada Senin (4/10/2021) bahwa properti Raja Abdullah II di AS dan Inggris yang disebutkan dalam Pandora Papers "bukan rahasia", dan penggunaan perusahaan cangkang adalah untuk alasan privasi dan keamanan.

"Ini tidak biasa atau tidak pantas," kata pernyataan istana kerajaan.

Baca juga: Kebocoran Pandora Papers Ungkap Uang Perusahaan Cangkang hingga Rp 456.817 Triliun

“Biaya properti ini dan semua pengeluaran terkait didanai secara pribadi oleh Yang Mulia. Tak satu pun dari pengeluaran ini didanai oleh anggaran negara atau kas negara,” lanjut pernyataan itu tentang properti yang disebut dalam Pandora Papers.

Istana Yordania mengatakan properti yang disebutkan tersebut digunakan selama kunjungan resmi dan beberapa di antaranya digunakan selama kunjungan pribadi.

Pengacara Raja Abdullah mengatakan bahwa semua properti dibeli dengan kekayaan pribadi, dan itu adalah praktik umum bagi individu terkenal untuk membeli properti melalui perusahaan cangkang untuk alasan privasi dan keamanan.

“(Abdullah) tidak pernah menyalahgunakan uang publik atau menggunakan apa pun dari hasil bantuan atau bantuan yang dimaksudkan untuk kepentingan umum,” kata DLA Piper, firma hukum yang mewakili Abdullah II.

Baca juga: Investor Evergrande Ancam Bunuh Diri karena Seluruh Uang Pensiunnya Hilang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com