Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Afghanistan Mengungsi ke Oman dengan Helikopter Penuh Uang

Kompas.com - 17/08/2021, 09:42 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Daily Mail

KABUL, KOMPAS.com - Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dilaporkan mengungsi ke Oman dengan helikopter penuh uang dan empat mobil.

Ghani meninggalkan ibu kota Kabul pada Minggu (15/8/2021), dan menyerahkan kekuasaan ke Taliban yang sudah mengepungnya.

Kedutaan Besar Rusia di Kabul mengeklaim, Ghani angkat kaki dengan pengawalan empat mobil dan helikopter yang penuh uang.

Baca juga: Rusia Klaim Presiden Afghanistan Kabur dengan 4 Mobil dan Helikopter Penuh Uang

Dalam klaim kedutaan, Ashraf Ghani sampai terpaksa meninggalkan beberapa lembar uangnya di bandara karena tak muat.

Kini berdasarkan sumber dari "Negeri Beruang Merah", Presiden Afghanistan sejak 2014 itu melintasi Teluk Persia dan menuju Kesultanan Oman.

Laporan awal menyebutkan bahwa Ghani menuju Dushanbe, ibu kota Tajikistan. Tetapi otoritas lokal membantahnya.

"Pesawat yang membawa Tuan Ashraf Ghani tidak melintasi wilayah angkasa kami, maupun mendarat," jelas sumber pemerintah.

Al Jazeera yang mengutip sumber dari pengawal pribadi Ghani melaporkan, si presiden memutuskan terbang ke Uzbekistan.

Salah satu sumber diplomat Afghanistan menuturkan, tidak ada yang tahu di mana lokasi pasti Ghani berada.

Baca juga: Presiden Afghanistan Klaim Pergi untuk Hindari Pertumpahan Darah, Warga Nilai Dia Tak Patriotik

"Kabar terbaru menyebutkan dia mengungsi ke Oman. Tetapi pihak Kazakhstan menyanggah ada pesawat masuk wilayah mereka," kata dia.

Dilansir Daily Mail Senin (16/8/2021), Ghani berdalih dia memilih pergi dari Kabul demi menghindari pertumpahan darah.

Dia pergi setelah Taliban, yang mengeklaim menguasai 90 persen wilayah sejak Mei, dilaporkan mengepung ibu kota.

Jatuhnya seluruh Afghanistan ke tangan pemberontak dianggap bencana kebijakan luar negeri terbesar sejak Terusan Suez.

Baca juga: Presiden Afghanistan Kabur, Taliban: Perang Telah Usai

Beberapa kalangan mengecam Presiden AS Joe Biden, setelah dia memutuskan menarik pasukan yang dimanfaatkan pemberontak.

Dalam konferensi pers di Gedung Putih, Biden bersikeras dia sudah melakukan hal benar, berucap tidak pernah ada momen tepat perihal pemulangan pasukan AS.

Rusia sendiri menerangkan berharap bisa menjalin relasi dengan pemberontak, meski mereka tidak ingin langsung mengakuinya sebagai pemerintahan yang sah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Global
Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Global
AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

Global
Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Global
ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

Global
[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

Global
Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Global
Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Global
Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Global
Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Global
Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Internasional
Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Global
3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur 'Facial Vampir' di New Mexico

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur "Facial Vampir" di New Mexico

Global
Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com