Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taliban Rebut Mazar-i-Sharif, Kabul Makin Terancam

Kompas.com - 15/08/2021, 05:44 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber AFP

KABUL, KOMPAS.com – Taliban semakin mendekat ke ibu kota Afghanistan, Kabul, setelah berhasil merebut kota Mazar-i-Sharif pada Sabtu (14/8/2021).

Tepat sebelum penduduk mengonfirmasi jatuhnya Mazar-i-Sharif, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani bersumpah untuk mencegah pertumpahan darah lebih lanjut.

Ghani sempat mengunjungi kota tersebut beberapa hari lalu dalam rangka pengerahan pasukannya. Mazar-i-Sharif pernah menjadi benteng anti-Taliban.

Baca juga: Penduduk Afghanistan Tuduh Pemerintah Jual Mereka ke Taliban

Dengan jatuhnya Mazar-i-Sharif, Kabul secara otomatis menjadi benteng terakhir bagi pemerintah Afghanistan.

Tempat-tempat lain di Afghanistan diprediksi hanya mampu memberikan sedikit perlawanan atau bahkan tidak mampu memberikan perlawanan sama sekali.

Melansir AFP, selain menjadi benteng terakhir pemerintah Afghanistan, Kabul juga terkepung.

Saat ini, melalui kejatuhan Mazar-i-Sharif, kelompok pemberontak tersebut kini hanya berjarak 50 kilometer dari Kabul.

Baca juga: Taliban Tinggal Sejengkal Lagi dari Ibu Kota, Ini Prioritas Presiden Afghanistan

Amerika serikat (AS) dan negara-negara lain tergesa-gesa untuk mengevakuasi warganya ke tempat yang lebih aman sebelum Taliban melancarkan serangan habis-habisan di Kabul.

Di sisi lain, Presiden AS Joe Biden menyatakan akan mengirim 5.000 tentaranya ke Afghanistan untuk mengawasi proses evakuasi staf kedutaan dan ribuan warga Afghanistan yang bekerja untuk pasukan AS.

"Saya adalah presiden keempat yang memimpin kehadiran pasukan Amerika di Afghanistan. Saya tidak akan meneruskan perang ini ke menjadi yang kelima," kata Biden.

Baca juga: Taliban Makin Mengancam, Kedubes AS di Afghanistan Bakal Hancurkan Dokumen Rahasia

Perlawanan

Di Mazar-i-Sharif, para milisi Taliban dilaporkan dapat mengambil alih kota tersebut dengan cepat.

“Mereka berparade dengan kendaraan dan sepeda motor, menembak ke udara sebagai perayaan,” kata Atiqullah Ghayor yang tinggal di dekat masjid biru yang terkenal di kota Mazar-i-Sharif.

Panglima perang Abdul Rashid Dostum dan Atta Mohammad Noor, yang memimpin milisi pendukung pasukan pemerintah, telah melarikan diri ke Uzbekistan.

Di luar Kabul, kota penting lainnya yang belum diambil tinggal Jalalabad dan Khost. Tapi, kedua kota ini kemungkinan tidak banyak memberikan perlawanan yang berarti.

Baca juga: Taliban Untung Besar-besaran, Persenjataan AS dari Humvee hingga Amunisi Berhasil Direbut

Ketika Taliban semakin mendekati ibu kota, penduduk yang panik membentuk antrean panjang di luar bank untuk menarik tabungan mereka. Beberapa cabang tampaknya sudah kehabisan uang.

Penduduk di dekat penjara Pul-e-Charkhi di luar wilayah timur jauh Kabul mengatakan kepada AFP bahwa mereka mendengar suara tembakan dari fasilitas itu.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Ghani membahas pentingnya upaya diplomatik dan politik yang sedang berlangsung untuk mengurangi kekerasan.

Di Kabul, staf kedutaan AS diperintahkan untuk mulai merusak dan membakar materi-materi yang bersifat sensitif dan rahasia.

Baca juga: Pentagon Sebut Taliban Berusaha Mengisolasi Ibu Kota Afghanistan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Global
Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Global
Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Global
Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Global
Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Global
China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

Global
Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Global
Rusia Masukkan Presiden Zelensky ke Dalam Daftar Orang yang Diburu

Rusia Masukkan Presiden Zelensky ke Dalam Daftar Orang yang Diburu

Global
[UNIK GLOBAL] Viral Pria India Nikahi Ibu Mertua | Galon Air Jadi Simbol Baru Protes Pro-Palestina

[UNIK GLOBAL] Viral Pria India Nikahi Ibu Mertua | Galon Air Jadi Simbol Baru Protes Pro-Palestina

Global
Rusia Jatuhkan 4 Rudal Jarak Jauh ATACMS Buatan AS yang Ditembakkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 4 Rudal Jarak Jauh ATACMS Buatan AS yang Ditembakkan Ukraina

Global
Kelompok Bersenjata di Gaza Rampok Bank Palestina Rp 1,12 Triliun

Kelompok Bersenjata di Gaza Rampok Bank Palestina Rp 1,12 Triliun

Global
Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Dilanjutkan di Mesir

Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Dilanjutkan di Mesir

Global
Penembakan di Dekat Paris, 1 Tewas dan Melukai 6 Orang

Penembakan di Dekat Paris, 1 Tewas dan Melukai 6 Orang

Global
Populasi Menurun, Nyaris 4 Juta Rumah Kosong di Jepang

Populasi Menurun, Nyaris 4 Juta Rumah Kosong di Jepang

Global
Zebra Kabur di Jalan Raya AS, Penunggang Rodeo Datang Menyelamatkan

Zebra Kabur di Jalan Raya AS, Penunggang Rodeo Datang Menyelamatkan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com