WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Mayoritas rekrutmen online dalam kasus perdagangan seks ilegal pada 2020 lalu terjadi di Facebook.
Ini menurut penelitian terbaru Human Trafficking Institute, dalam laporan yang dirilis Selasa (8/6/2021), sebagaimana dikutip The Hill.
Menurut laporan, 59 persen perekrutan online para korban terjadi di platform Facebook, dengan 65 persen korbannya adalah anak-anak.
Baca juga: Kardinal George Pell Akui Banyak Skandal Seks Anak di Gereja Australia sejak 1970-an
CEO Human Trafficking Institute Victor Boutros menjelaskan, penggunaan internet untuk perdagangan manusia semakin mengkhawatirkan.
"Internet telah menjadi alat yang dominan yang digunakan oleh para pedagang untuk merekrut korban, dan mereka sering merekrut mereka di sejumlah situs jejaring sosial yang sangat umum," ujar dia pada CBS News (9/6/2021).
Baca juga: 33 Anak Hilang Ditemukan dalam Operasi Anti Perdagangan Manusia
Boutros menambahkan, Facebook, sebagai salah media sosial yang paling banyak dipakai, ternyata jadi jembatan antara pelaku trafficking dan korban.
"Facebook secara mengejutkan dipakai pedagang untuk merekrut korban dalam kasus perdagangan seks aktif," ujar Boutros.
Baca juga: Kronologi Bocah SD Diperkosa 2 Pemuda, dari Chat Facebook hingga Janjian Jalan-jalan
Sementara itu, masih dalam pernyataan pada CBS News, pihak Facebook menegaskan bahwa platformnya akan terus memerangi upaya perdagangan manusia.
Perdagangan seks ilegal dengan anak-anak sebagai korban, juga akan disaring. "Perdagangan seks dan eksploitasi anak menjijikkan," ujar Facebook.
"Kami tidak mengizinkan mereka di Facebook. Kami memiliki kebijakan dan teknologi untuk mencegah jenis penyalahgunaan ini dan mencatat aturan kami," tambahnya.
Baca juga: Berawal dari Chat Facebook, Dua Pemuda Ini Perkosa Bocah SD
Bukit terbaru juga menyebut, di Facebook, sebagian besar pelaku awalnya melakukan penipuan.
Entah itu berkedok penawaran, atau tak sedikit yang menjurus ke arah romansa pura-pura.
Kalau korban lengah, pelaku akan langsung menargetkannya untuk "dijual" dalam perdagangan seks ilegal.
Baca juga: 6 Fitur Facebook untuk Kontrol Privasi dan Data Pengguna
Perdagangan semacam ini sering membuat janji pada para korban.
Biasanya sangat muluk-muluk di awal. Seperti menyediakan perumahan, harta benda, transportasi, atau obat-obatan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.