KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Kereta light rail transit (LRT) di Kuala Lumpur, Malaysia, kembali beroperasi, Selasa (25/5/2021), setelah tabrakan antara dua kereta yang melukai 213 orang pada malam sebelumnya.
Prasarana Malaysia Berhad, operator sistem metro itu, mengatakan melalui sebuah pernyataan, layanan tersedia dalam frekuensi yang lebih rendah setelah kecelakaan itu, bertepatan dengan pembatasan-pembatasan terkait kebijakan lockdown baru yang mulai berlaku pada hari yang sama.
Layanan kereta diharapkan dapat pulih sepenuhnya dalam waktu tiga hari lagi setelah operasi pembersihan dan perbaikan selesai dilakukan.
Baca juga: Insiden Tabrakan di LRT Kelana Jaya Malaysia, 213 Orang Terluka
Sementara itu, pihak berwenang Malaysia, pada hari yang sama juga mulai menggelar penyelidikan kecelakaan itu.
Peristiwa itu merupakan kecelakaan terbesar di negara tersebut sepanjang sejarah berdirinya sistem perkeretaapian bawah tanah negara itu.
Tabrakan yang menyebabkan 47 orang terluka parah itu adalah kecelakaan besar pertama dalam 23 tahun sistem metro beroperasi, kata Menteri Transportasi Wee Ka Siong sewaktu ia berjanji akan melakukan penyelidikan secara saksama.
Dua kereta bawah tanah bertabrakan di terowongan dekat Menara Kembar Petronas, Senin (24/5/2021) malam sekitar pukul 20.45 waktu setempat.
Rangkaian kereta yang penuh penumpang bertabrakan dengan kereta lain yang kosong. Keduanya melaju ke arah berlawanan di atas rel yang sama.
Baca juga: Korban Tabrakan LRT di Malaysia Dapat Ganti Rugi 1.000 Ringgit Per Orang