Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Covid-19 Kembali Mewabah di Perbatasan dengan Myanmar, China Tindak Keras Penyeberangan Ilegal

Kompas.com - 01/04/2021, 13:25 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Newsweek

RUILI, KOMPAS.com - Virus Covid-19 kembali mewabah di Ruili, sebuah kota yang terletak di sepanjang perbatasan China dengan Myanmar.

Pemerintah Beijing memerintahkan seluruh kota itu kembali berada dalam karantina ketat, sebagai langkah pengendalian pandemi.

Di saat yang sama, Newsweek pada Kamis (1/4/2021) melaporkan China akan menindak keras pengungsi Myanmar, yang menyebrang melalui wilayah perbatasan kedua negara secara ilegal.

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Teror di Mabes Polri Jakarta Disorot Media Asing | Kelompok Etnik Bersenjata Myanmar Siap Lawan Militer

Setidaknya sembilan orang dinyatakan positif Covid-19 di Ruili, yang berpenduduk sekitar 210.000 orang.

Dari sembilan itu, lima diidentifikasi sebagai warga negara China dan empat diidentifikasi sebagai warga negara Myanmar, menurut AP.

“Wabah itu ditemukan selama pengujian virus corona rutin terhadap populasi kota,” kata Komisi Kesehatan Yunnan dalam sebuah pernyataan.

Namun, komisi tidak mengatakan bagaimana wabah itu dimulai.

Pemerintah kota mengatakan akan melakukan pengujian Covid-19 untuk semua penduduk kota. Warga sudah diperintahkan untuk karantina di rumah selama satu minggu.

Mereka yang dites positif Covid-19 berusia antara 22 hingga 42 tahun. Kini pasien ditempatkan dibawah lockdown di kompleks perumahan.

Di antara mereka, tiga orang tidak menunjukkan gejala. Sedang empat lainnya menunjukkan gejala virus ringan, dan satu tergolong kasus Covid-19 biasa.

Baca juga: Myanmar di Ambang Perang Saudara Berskala Besar, Dewan Keamanan PBB Diminta Bertindak

Ruili juga mengumumkan bahwa “Pemerintah Beijing akan menindak orang-orang yang melintasi perbatasan secara ilegal, bersama dengan siapa pun yang berlindung atau imigran ilegal yang mengatur penyeberangan perbatasan mereka,” AP melaporkan.

Reuters melaporkan, sekarang hanya individu dengan tes Covid-19 negatif dalam 72 jam, yang diizinkan meninggalkan kota Ruili.

Himbauan juga ditujukan kepada semua orang dan kendaraan yang menuju kota itu untuk segera putar balik, karena kota ditutup.

Pemerintah telah meningkatkan upaya pengendalian perbatasan sejak wabah virus corona. Langkah itu dilakukan untuk mencoba membendung arus individu ke dua arah.

Warga mengatakan kepada AP bahwa pegawai pemerintah telah direkrut untuk melakukan pemantauan secara bergilir di sepanjang perbatasan.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Warga Thailand Pakai Boneka Doraemon dalam Ritual Panggil Hujan, Kok Bisa?

Warga Thailand Pakai Boneka Doraemon dalam Ritual Panggil Hujan, Kok Bisa?

Global
Dokter Palestina Meninggal Usai Ditahan 4 Bulan di Penjara Israel

Dokter Palestina Meninggal Usai Ditahan 4 Bulan di Penjara Israel

Global
88 Anggota Kongres AS dari Partai Demokrat Desak Biden Pertimbangkan Setop Jual Senjata ke Israel

88 Anggota Kongres AS dari Partai Demokrat Desak Biden Pertimbangkan Setop Jual Senjata ke Israel

Global
Banjir Brasil, 39 Tewas dan 74 Orang Hilang

Banjir Brasil, 39 Tewas dan 74 Orang Hilang

Global
Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Global
Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Global
Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Global
Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Global
Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Global
Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: '150.000 Tentara Rusia Tewas' | Kremlin Kecam Komentar Macron

Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: "150.000 Tentara Rusia Tewas" | Kremlin Kecam Komentar Macron

Global
Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com