Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lapisan Es Abadi di Bumi Mencair Makin Cepat, Apa Artinya?

Kompas.com - 26/03/2021, 21:52 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Editor

NEW YORK CITY, KOMPAS.com - Pemanasan global picu pencairan lapisan gletser lebih cepat. Dampaknya bisa jadi bencana besar bagi keberlangsungan hidup manusia.

Skenario kiamat iklim di masa mendatang digambarkan secara dramatis dalam film The Day After Tomorrow yang dirilis 2004 silam.

Melelehnya lapisan es abadi di Kutub Utara dan Kutub Selatan Bumi yang dipicu memanasnya arus Gulf Stream dan arus Atlantik Utara, dalam film itu memicu tsunami yang menenggelamkan New York City dan kawasan sekitarnya, yang sekaligus menewaskan jutaan orang.

Kedengaran berlebihan? Tapi realita menunjukkan, menciutnya lapisan gletser di Alaska pada 2015 memicu longsor tanah dalam skala raksasa dan tsunami dahsyat setinggi 200 meter saat menghantam pantai.

Tidak banyak yang peduli dan nyaris tidak ada pemberitaan, karena bencana terjadi di kawasan terpencil yang tidak dihuni manusia.

Artinya, jika bencana pecahnya triliunan ton lapisan es akibat pemanasan global tidak berdampak langsung pada manusia, nyaris tidak ada yang peduli.

Jika yang tenggelam hanya beberapa pulau kecil di samudra Pasifik, itu tidak dianggap masalah global.

Baca juga: Badai Salju Hantam Kota-kota di AS, Termasuk New York

Efek berantai

Perlu diingat, jika lapisan es abadi atau gletser di bumi yang menutupi 10 persen lapisan tanah di Bumi mencair dengan sangat cepat, hal itu akan memicu efek berantai, seperti yang dilansir DW Indonesia pada Rabu (24/3/2021).  

Untuk menegaskan konteks mencairnya lapisan es abadi ini, para ilmuwan mencatat laju menciutnya lapisan es abadi meningkat hampir 60 persen sejak 1990-an.

Jika ditegaskan dengan angka, itu mencakup 28 triliun ton lapisan es abadi mencair dari 1994 hingga 2017.

Lapisan es di Antartika yang paling besar sedunia serta lapisan gletser di pegunungan tinggi dunia, sudah kehilangan separuh dari volume semula.

Bayangkan, jika seluruh pencairan es abadi berupa air tawar itu masuk ke laut dan menurunkan kadar garam air laut, dampak apa yang akan terjadi?

Keseimbangan Gulf Stream yang merupakan arus laut hangat di Atlantik Utara yang merupakan salah satu arus paling penting di dunia akan terganggu.

Ini akan memicu fenomena iklim ekstrim, berupa badai tropis dan hurikan di kawasan Tekuk Meksiko.

Selain itu, memicu lebih sering banjir dan kekeringian di kedua sisi samudra Atlantik. Ratusan juta orang akan terdampak.

Baca juga: UPDATE: 18 Tewas, 200 Hilang dalam Bencana Gletser Longsor di India

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com