Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aung San Suu Kyi Dapat Dakwaan Tambahan dalam Sidang yang Digelar Secara Tersembunyi

Kompas.com - 17/02/2021, 15:00 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

NAYPYIDAW, KOMPAS.com - Penegak hukum Myanmar mengajukan dakwaan baru terhadap Aung San Suu Kyi, pemimpin de facto yang digulingkan Militer Myanmar. Informasi ini disampaikan pengacaranya pada Selasa (16/2/2021).

Tambahan dakwaan terhadap Suu Kyi diberikan bersamaan dengan konferensi pers pertama militer Myanmar, dua minggu setelah menggulingkan pemimpin yang dipilih secara demokratis, menahan pejabat penting pemerintah dan membentuk junta baru yang berkuasa.

Kepada CNN, pengacara Suu Kyi, Khin Maung Zaw mengatakan kliennya tidak hanya didakwa atas tuduhan sebelumnya berdasarkan undang-undang impor dan ekspor negara. Wanita 75 tahun itu juga telah didakwa terkait dengan undang-undang bencana nasional.

Melansir New York Times (16/2/2021), sidang tertutup dimulai secara rahasia, dengan terdakwa muncul melalui video. Pengacara pembela bahkan tidak menyadari apa yang terjadi.

Pada saat pengacara bergegas ke pengadilan pada Selasa sore, semuanya berakhir, dalam waktu kurang dari satu jam.

Pengadilan digelar sekaligus untuk Aung San Suu Kyi, pemimpin sipil Myanmar yang digulingkan dalam kudeta militer dua minggu lalu, dan U Win Myint, presiden yang digulingkan.

Mereka menghadapi dakwaan tidak jelas, yang masing-masing dapat menjebloskan mereka ke penjara selama enam tahun dan tiga tahun.

Baca juga: Jika Nekat Demo, Militer Myanmar Ancam Demonstran Hukuman 20 Tahun Penjara

Aung San Suu Kyi sendiri dituduh melanggar pembatasan impor setelah walkie-talkie dan peralatan asing lainnya ditemukan di kompleks villa miliknya.

Sementara dakwaan melanggar undang-undang penanggulangan bencana alam menjadi dakwaan baru yang ditambahkan. Dia dituduh berinteraksi dengan kerumunan selama pandemi virus corona. Tuduhan ini belum diungkapkan kepada publik sebelumnya.

Persidangan, seperti halnya banyak kasus hukum di Myanmar, kerap dipenuhi dengan anomali.

Khin Maung Zaw, pengacara Aung San Suu Kyi, awalnya diberitahu bahwa persidangan akan dimulai pada Senin (16/2/2021).

Kemudian dia diyakinkan bahwa pengadilan akan dilakukan pada Rabu (17/2/2021). Tapi pada pukul 11 Selasa pagi, dia tiba-tiba diberi tahu kliennya muncul melalui konferensi video di sebuah pengadilan di Naypyidaw, ibu kota Myanmar.

“Waktunya sepertinya diatur, karena mereka (militer) tidak ingin perhatian publik dalam kasus ini,” kata Khin Maung Zaw, seorang pengacara hak asasi manusia veteran.

Maung Zaw telah diberitahu bahwa sidang berikutnya akan diadakan pada 1 Maret. Seluruh proses persidangan disebut dapat berlangsung selama enam bulan sampai satu tahun.

Zaw berharap bisa mengajukan permohonan agar Suu Kyi dibebaskan dengan jaminan, setelah secara resmi disetujui sebagai perwakilan hukum Suu Kyi pada sidang berikutnya.

Baca juga: Myanmar Mencekam, Warga Ronda Malam untuk Cegah Penggerebekan Militer

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Global
Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Global
Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Global
Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Global
Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Global
Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Global
China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

Global
Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Global
Rusia Masukkan Presiden Zelensky ke Dalam Daftar Orang yang Diburu

Rusia Masukkan Presiden Zelensky ke Dalam Daftar Orang yang Diburu

Global
[UNIK GLOBAL] Viral Pria India Nikahi Ibu Mertua | Galon Air Jadi Simbol Baru Protes Pro-Palestina

[UNIK GLOBAL] Viral Pria India Nikahi Ibu Mertua | Galon Air Jadi Simbol Baru Protes Pro-Palestina

Global
Rusia Jatuhkan 4 Rudal Jarak Jauh ATACMS Buatan AS yang Ditembakkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 4 Rudal Jarak Jauh ATACMS Buatan AS yang Ditembakkan Ukraina

Global
Kelompok Bersenjata di Gaza Rampok Bank Palestina Rp 1,12 Triliun

Kelompok Bersenjata di Gaza Rampok Bank Palestina Rp 1,12 Triliun

Global
Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Dilanjutkan di Mesir

Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Dilanjutkan di Mesir

Global
Penembakan di Dekat Paris, 1 Tewas dan Melukai 6 Orang

Penembakan di Dekat Paris, 1 Tewas dan Melukai 6 Orang

Global
Populasi Menurun, Nyaris 4 Juta Rumah Kosong di Jepang

Populasi Menurun, Nyaris 4 Juta Rumah Kosong di Jepang

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com