Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO: Akses Adil Vaksin Covid-19 Positif untuk Ekonomi Dunia

Kompas.com - 26/01/2021, 17:29 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Editor

JENEWA, KOMPAS.com - Badan Kesehatan Dunia (WHO), pada Senin (25/1/2021), mengatakan 2 studi baru menunjukkan bagaimana penyediaan akses yang setara terhadap vaksin Covid-19 berdampak positif pada ekonomi.

Pada penjelasan singkat WHO mengenai Covid-19 di Jenewa, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus merujuk pada kedua studi tersebut.

Dia mengatakan studi-studi itu menunjukkan, tidak memberikan akses yang adil pada vaksin Covid-19, tidak hanya akan menjadi “kegagalan moral yang dahsyat”, tetapi juga kegagalan ekonomi, seperti yang dilansir dari VOA Indonesia pada Selasa (26/1/2021). 

Baca juga: [VIDEO] Raja Salman Disuntik Vaksin Virus Corona Pfizer-BioNTech

Ia mengatakan studi baru dari Organisasi Buruh Internasional (Internatonal Labor Organization/ILO) yang menganalisa dampak pandemi Covid-19 pada pasar tenaga kerja global menunjukkan, pandemi pada tahun lalu merugikan ekonomi dunia sebesar 8,8 persen dari total kemungkinan jam kerja, atau setara dengan kehilangan 255 juta pekerjaan tetap.

Laporan itu memproyeksikan sebagian besar negara akan pulih pada paruh kedua 2021, tergantung pada peluncuran vaksinasi.

Baca juga: Ratusan Vaksin Virus Corona di Wisconsin Rusak, Seorang Apoteker Dipecat dan Ditangkap

Presiden ILO Guy Rider di antara rekomendasi lainnya menyerukan, dukungan internasional untuk negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, yang memiliki lebih sedikit sumber daya keuangan untuk meluncurkan vaksin dan mempromosikan pemulihan ekonomi dan perekrutan.

Dalam studi kedua, Tedros mengatakan Lembaga Riset Kamar Dagang Internasional (International Chamber of Commerce Research Foundation) menunjukkan kaitan erat ekonomi dengan kesetaraan memperoleh vaksin Covid-19.

Baca juga: Belum Disetujui Regulator, Filipina telah Beri Suntikan Vaksin Virus Corona kepada Tentara dan Anggota Kabinet

Studi tersebut menunjukkan bahwa jika negara-negara terkaya di dunia sepenuhnya divaksinasi sementara negara-negara miskin hanya separuhnya, hal itu bisa merugikan ekonomi global sekitar 9,2 triliun dollar AS (Rp 129,2 triliun) .

Hampir separuh dari jumlah tersebut atau 4,5 triliun dollar AS (Rp 63,4 kuadriliun) akan menjadi beban negara-negara terkaya.

Tedros mencatat program akselerator Akses pada Peralatan Covid-19 (ACT) yang dikelola WHO, dan dirancang untuk menyediakan vaksin kepada negara-negara termiskin, saat ini memiliki kekurangan dana sebesar 26 miliar dollar AS (Rp 366,3 triliun).

Baca juga: Bantuan Vaksin Virus Corona China Berpotensi Jadi Senjata Diplomatik

Dana itu kecil dibandingkan dengan kerugian yang akan ditimbulkan karena tidak memastikan setiap negara mendapat akses terhadap vaksin.

“Jika didanai penuh, Akselerator ACT akan mengembalikan hingga 166 dollar AS (Rp 2,3 juta) untuk setiap dolar yang diinvestasikan,” kata Tedros.

Mengutip studi Kamar Dagang itu Tedros mengatakan "Ini bukan amal, namun ini logika ekonomi."

Baca juga: Pemerintah Jepang Godok RUU Vaksin Virus Corona Gratis

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: '150.000 Tentara Rusia Tewas' | Kremlin Kecam Komentar Macron

Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: "150.000 Tentara Rusia Tewas" | Kremlin Kecam Komentar Macron

Global
Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com