WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Pemerintahan Presiden Donald Trump pada Rabu (11/11/2020) mengatakan, pihaknya masih berupaya menyelesaikan masalah keamanan atas aplikasi TikTok, setelah perusahaan tersebut berupaya mengulur waktu penjualan operasionalnya ke Amerika Serikat (AS).
ByteDance memiliki waktu sampai Kamis (12/11/2020) untuk merestrukturisasi kepemilikan TikTok di AS, tetapi mereka mengajukan petisi di pengadilan Washington pekan ini untuk meminta penundaan.
Perusahaan asal China itu pada Selasa (10/11/2020) mengatakan, mereka meminta perpanjangan 30 hari karena permintaan baru yang terus berdatangan dan tidak ada kejelasan apakah solusi yang mereka tawarkan akan diterima. Namun permintaan itu belum dikabulkan pengadilan.
Baca juga: TikTok Bingung, Jadi Diblokir Apa Tidak di AS
Pada Rabu Kementerian Keuangan AS mengatakan, pihaknya tetap fokus untuk mencapai resolusi risiko keamanan nasional yang ditimbulkan dari akuisisi ByteDance atas Musical.ly.
ByteDance mendirikan TikTok di AS tiga tahun lalu dengan membeli Musical.ly, aplikasi lip sync dan menggabungkan kedua aplikasi tersebut.
Kementerian Keuangan AS membantah tuduhan perusahaan tentang kurangnya kejelasan dari pemerintah, dengan berkata "Kami telah menjelaskan ke ByteDance mengenai langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai resolusi."
Pemerintahan Trump berupaya memblokir TikTok di AS, dengan alasan aplikasi tersebut membocorkan data pengguna Amerika ke Beijing. ByteDance dengan tegas membantahnya.