VIENTIANE, KOMPAS.com - Otoritas cuaca Laos memperingatkan bahwa Topan Goni berpotensi melanda negara tersebut itu pada Selasa (3/11/2020), usai menyapu Filipina.
Prediksi tersebut dilaporkan oleh Departemen Meteorologi dan Hidrologi di bawah naungan Kementerian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Laos.
Badan itu mengatakan Topan Goni diperkirakan akan mencapai Vietnam sebelum menghantam Laos antara Selasa dan Rabu (4/11/2020).
Topan Goni terbentuk di wilayah barat Filipina, dan menerjang wilayah selatan Luzon, pulau utama di negara itu, pada Minggu (1/11/2020) dengan kecepatan hingga 225 kilometer per jam di dekat pusatnya.
Laos selatan sempat dilanda Topan Molave pada Rabu (28/10/2020) pekan lalu, yang menyebabkan angin kencang dan hujan lebat selama berjam-jam, hingga merusak pohon, rumah, dan lahan pertanian.
Baca juga: Filipina Diterjang Topan Terkuat di Dunia, 10 Orang Tewas
Sekitar 51.000 hektare lahan pertanian dilaporkan hancur dan rusak akibat hujan lebat dan banjir yang dipicu Topan Molave di 12 distrik di Provinsi Savannakhet, menurut laporan tersebut sebagaimaan dilansir dari Xinhua.
Sementara itu, berdasarkan laporan terbaru, jumlah korban tewas akibat Topan Goni yang melanda Filipina dilaporkan meningkat menjadi 16 orang.
Informasi itu disampaikan oleh badan penanggulangan bencana negara itu pada Senin (2/11/2020).
Kantor Pertahanan Sipil (OCD) di Bicol, salah satu wilayah paling selatan yang terkena dampak terparah, melaporkan jumlah korban tewas meningkat menjadi 16 orang, sementara 3 orang lainnya hingga kini masih hilang.
Baca juga: Topan Goni Terpa Filipina, 1 Juta Orang Diungsikan, Termasuk Pasien Covid-19
Goni berubah menjadi "Topan Super" ketika pertama kali mencapai daratan pada Minggu dini hari.
Topan tersebut kemudian melemah saat meninggalkan Filipina.
Topan Goni sempat memicu banjir bandang dan tanah longsor di wilayah Bicol, dan menyebabkan kerusakan di 12 dari 17 wilayah di Filipina.
Terletak di Cincin Api Pasifik, Filipina merupakan salah satu negara paling rawan bencana di dunia dengan keberadaan gunung-gunung berapi aktif, gempa bumi yang kerap terjadi, dan rata-rata 20 topan setahun, yang menyebabkan banjir dan tanah longsor.
Filipina mencatat kerugian 463 miliar peso Filipina (Rp 140 triliun) akibat kerusakan yang ditimbulkan bencana alam sejak 2010 hingga 2019 lalu, menurut Otoritas Statistik Filipina.
Baca juga: Berhasil Tangani Dampak Topan, Kim Jong Un Puji Anggota Militer
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.