Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar Nilai Klaim Putin soal Vaksin Corona "Sembrono dan Tidak Etis"

Kompas.com - 12/08/2020, 07:55 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber Daily Mail

KOMPAS.com - Presiden Rusia, Vladimir Putin dikritik oleh beberapa pakar Selasa kemarin (11/8/2020) atas klaimnya soal vaksin virus corona yang dinilai 'sembrono, bodoh dan tidak etis' sebagaimana dikutip Daily Mail, Selasa (11/8/2020).

Putin sebelumnya mengatakan bahwa Rusia telah mengembangkan vaksin virus corona pertama yang efektif di dunia.

Menurut presiden yang masih memimpin sampai 16 tahun ke depan itu, vaksin yang dikembangkan Rusia menawarkan 'imunitas yang berkelanjutan' dan mengatakan bahwa putrinya telah diberi 'suntikan vaksin efektif itu'.

Baca juga: Menkes Rusia Sebut Vaksin Corona Sputnik V Mampu Beri Kekebalan Hingga 2 Tahun

Rusia kemudian merencanakan suntikan massal vaksin tersebut pada Oktober mendatang yang menyebabkan kekhawatiran luas karena masih belum lulus uji klinis.

Seorang ilmuwan mengecam langkah Putin yang dianggap 'tidak etis' karena pengujian vaksin yang belum tepat akan memberi dampak bagi kesehaan masyarakat. 

Sementara ilmuwan lainnya memperingatkan bahwa 'tidak ada data' untuk bisa mengklaim bahwa vaksin yang dikeluarkan Rusia adalah efektif.

Baca juga: 20 Negara Sudah Meminta Rusia Produksi 1 Miliar Vaksin Covid-19, Sputnik-V


Pakar lainnya memperingatkan bahwa 'kerusakan dari peluncuran vaksin yang kurang aman hanya akan memperburuk masalah yang saat ini sudah tidak dapat diatasi'.

Meski beberapa pengujian mampu menunjukkan apakah suatu vaksin bisa dikatakan aman, pengujian fase III yang biasanya berlangsung selama berbulan-bulan untuk mengukur efektivitas masih belum dilakukan.

Dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga belum memberikan izin untuk penyuntikan vaksin tersebut.

Baca juga: Klaim Rusia Ciptakan Vaksin Corona: Dikecam Ilmuwan, Dipertanyakan WHO

Walau begitu, Rusia mengklaim bahwa sebanyak 20 negara telah memesan satu miliar dosis vaksin, yang telah diberi nama Sputnik V seperti nama satelit luar angkasa di era Soviet.

Selain itu, menurut sumber resmi Rusia, Presiden Filipina Rodrigo Duterte juga telah mencapai kesepakatan untuk pembelian jutaaan dosis sementara India, Brasil dan Arab Saudi disebut telah menunjukkan minat mereka akan vaksin Sputnik V.

Baca juga: Presiden Putin Mengklaim Vaksin Covid-19 Rusia telah Kantongi Persetujuan Regulator

Apa yang dikatakan Putin soal vaksin?

Kremlin dan media Rusia yang dikendalikan negara telah memuji para ilmuwan Rusia sebagai pelopor global dan mengubah perlombaan vaksin menjadi urusan 'prestige' nasional.

Suatu langkah yang mengkhawatirkan keselamatan kesehatan publik namun berkompromi demi citra Rusia.

Melansir Daily Mail, Inggris, AS dan Kanada bulan lalu mengklaim bahwa Rusia telah mencoba meretas penelitian vaksin Barat dalam upayanya untuk memenangkan perlombaan.

Berbicara pada pertemuan pemerintah Selasa kemarin, Putin mengklaim vaksin tersebut telah melalui pengujian yang tepat dan terbukti aman digunakan.

Baca juga: Rusia Klaim Jadi Negara Pertama yang Ciptakan Vaksin Covid-19, Ini Kata WHO

Halaman:

Terkini Lainnya

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Global
Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Global
Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Global
Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Global
Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Global
Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Global
Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Global
Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Global
Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Global
Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Global
Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Global
Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Global
Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Global
China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

Global
Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com