Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei: Hampir Dua Pertiga Warga AS Sebut Trump Lambat Tangani Covid-19

Kompas.com - 17/04/2020, 13:11 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Hampir dua pertiga warga Amerika Serikat (AS) mengatakan, Presiden Donald Trump terlalu lambat menangani virus corona.

Survei yang diterbitkan Pusat Penelitian Pew pada Kamis (16/4/2020) menunjukkan, 65 persen responden menyebut Trump lambat menanggapi Covid-19 ketika negara lain sudah melaporkan kasus pertamanya.

Trump disebut meremehkan virus corona, dan kini hendak mengakhiri aturan-aturan pembatasan di AS dengan membuka kembali perekonomian.

Baca juga: Trump Luncurkan Panduan Membuka Amerika Kembali di Tengah Wabah Covid-19

Survei dari pusat penelitian yang berbasis di Washington DC ini dilakukan pada 7-12 April dengan sampel 4.917 orang dewasa Negeri "Uncle Sam".

Kantor berita AFP melaporkan, dari survei tersebut 52 persen responden menyebut komentar publik Trump membuat situasi tampaknya lebih baik dari yang sebenarnya.

Kemudian 39 persen responden menyebut Trump mengatakan situasi apa adanya, sedangkan 8 persen lainnya mengatakan sang presiden membuat situasi tampak lebih buruk daripada kenyataannya.

Baca juga: Virus Corona di AS Sudah Lewati Puncak, Trump Akan Longgarkan Lockdown

Trump sendiri telah berbicara panjang lebar selama konferensi pers harian bersama para pakar medis.

Pada Kamis (16/4/2020) ia merekomendasikan pembukaan kembali perekonomian secara bertahap, sehari setelah mengatakan "data menunjukkan bahwa secara nasional kita telah melewati puncak dari kasus-kasus baru."

Deklarasi itu diumumkan di hari yang sama ketika Universitas Johns Hopkins mengumumkan 2.569 korban meninggal di AS akibat Covid-19 dalam 24 jam terakhir, yang merupakan jumlah harian tertinggi dari negara mana pun.

Baca juga: Naik 4.491 dalam 24 Jam, Korban Meninggal Covid-19 di AS Capai 32.917

Survei Pew juga menemukan bahwa 73 persen orang dewasa AS meyakini, yang terburuk masih akan datang dari wabah virus corona ini.

Dengan gubernur negara bagian kini berencana membuka lagi sebagian perekonomian, 66 persen responden mengatakan kekhawatirannya bahwa pembatasan kegiatan publik dicabut terlalu cepat.

Lalu 32 persen dari responden mengatakan, pembukaan kembali tidak terjadi terlalu cepat.

Baca juga: Trump Resmi Tangguhkan Dana untuk WHO di Tengah Wabah Covid-19

Kasus pertama virus corona di AS diumumkan pada 21 Januari, seiring dengan kemunculan kasus-kasus lain di luar China.

Situasi ini memicu Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan "darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional."

Trump yang pada Januari mengatakan "kita sudah bisa mengatasinya", tidak membuat inisiatif untuk "memperlambat penyebaran virus" hingga 16 Maret.

Negeri "Uncle Sam" memiliki jumlah korban meninggal terbanyak di dunia, mencapai lebih dari 30.000 pada Kamis (16/4/2020), menurut data dari Universitas Johns Hopkins.

Baca juga: Trump Hentikan Pendanaan WHO di Tengah Virus Corona, Bill Gates hingga China Menyayangkan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Global
Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Global
Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Global
Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Global
Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Global
Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Global
Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Global
Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Global
Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Global
Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Global
Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Global
Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Global
Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Global
China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

Global
Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com