Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelangkaan Air Jadi Tantangan Sistem Kesehatan Zimbabwe Hadapi Virus Corona

Kompas.com - 22/03/2020, 18:49 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber AFP

HARARE, KOMPAS.com - Di Chitungwiza, sebuah kota berpenduduk setengah juta orang di Harare Selatan, terlihat beberapa wanita menunggu pada pompa air dan kaleng-kaleng besar. kekhawatiran akan ancaman virus corona tampak pada raut wajah mereka.

Salah satu wanita itu berkata bahwa mereka harus berbulan-bulan hidup tanpa air mengalir. Dia sangat khawatir setelah di Zimbabwe terdapat dua kasus infeksi virus corona.

Zimbabwe, adalah negara yang sudah tertatih-tatih di tepi jurang perekonomian. Warga lainnya, George Mangava ragu negaranya akan siap mengurangi lonjakan kasus wabah tersebut. 

Dia mengaku bahwa sebagai warga Chitungwiza, perhatian utama mereka dari kekhawatiran adalah kebutuhan mereka pada air.

Baca juga: Orang Kaya di Rusia Menimbun Ventilator untuk Hadapi Virus Corona

Kekurangan air tentu memiliki banyak dampak. Terutama soal makanan dan kebersihan. Sejak wabah virus corona terjadi pertama kali di China, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggaungkan pentingnya cuci tangan secara menyeluruh dan rutin agar dapat menghindar dari penularan virus tersebut.

Namun sepertinya hal itu sangat sulit dilakukan di Zimbabwe. Negara itu telah bertekuk lutut dalam dua dekade terjadinya kesalahan aturan ekonomi, infrastruktur dasar yang gagal dan punahnya semua layanan kesehatan.

Klinik setempat di sana bahkan tidak memiliki paracetamol. Padahal, paracetamol termasuk obat bebas yang paling umum dan mestinya mudah didapatkan.

Para petugas medis di Zimbabwe juga pesimis akan keselamatan mereka dari virus corona. Menurut Sekretaris Jenderal Asosiasi Dokter untuk HAM Zimbabwe, Norman Matara, sistem di Zimbabwe terlalu padat dan tidak memadai untuk menangani wabah seperti virus corona.

Baca juga: Virus Corona, Anggota Sebuah Gereja di Korea Selatan Bentrok dengan Polisi

Pada Jumat (20/03/2020), Zimbabwe mengumumkan kasus COVID-19 pertamanya di Victoria Falls, sebuah kota resor. Disusul pada Sabtu (21/03/2020) di ibukota Harare, satu kasus infeksi virus corona.

"Saya hanya tidak tahu bagaimana kami akan bertahan hidup jika penyakit ini menyerang kami dan jika toko-toko dan pasar tutup," kata Nettie Moyo, seorang warga Chitungwiza.

"Hidup sudah sulit akhir-akhir ini. Tidak ada uang. Bagaimana kami akan memberi makan anak-anak kami?"

Ketakutan itu juga dimiliki oleh sesama penduduk desa Moyo. "Kami sama sekali tidak siap karena kami bahkan tidak mengetahui bagaimana penyakit ini menyebar," kata warga bernama Muzvare Kawocha.

"Belum ada penyebaran informasi dari rumah ke rumah mengenai penyakit ini. Beberapa dari kami tidak memiliki televisi sehingga kami hanya mengandalkan desas-desus untuk informasi tentang penyakit ini," tambah Kawocha.

Baca juga: AS Janjikan 27 Juta Alat Uji Virus Corona Tersedia Akhir Maret

Nkululeko Sibanda, salah satu juru bicara oposisi terbesar, Gerakan untuk Perubahan Demokratik (MDC), menyerukan penguncian atau lockdown untuk menahan penyebaran.

Dia memperingatkan bahwa jika virus mencapai antrian bensin dan bus yang ramai di negara itu, "kami akan tewas dalam jumlah korban yang tinggi".

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com