Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Bagar Hiu Favorit Soekarno, Kini Tergolong Langka

Kompas.com - 06/06/2021, 13:28 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Presiden pertama Republik Indonesia Ir. Soekarno punya banyak makanan favorit dalam catatan sejarah, salah satunya adalah bagar hiu.

Bagar hiu khas Bengkulu jadi favorit Soekarno saat dirinya melalui masa pengasingan di Bengkulu pada 1938 – 1942.

Seperti dilansir dari Tribun Travel, bagar hiu merupakan salah satu sajian khas Bengkulu yang kini sudah cukup langka.

Sajian ini tidak bisa dijumpai setiap saat. Salah satunya karena bahan baku ikan hiu yang tidak mudah dijumpai.

Maka dari itu, bagar hiu biasanya hanya bisa dijumpai di saat-saat tertentu. Saat Ramadhan, misalnya.

Baca juga: Mengenal Pendap, Makanan Khas Bengkulu yang Dimasak 8 Jam

Komposisi bagar hiu

Sepintas sajian ini mirip dengan rendang daging khas Padang, Sumatera Barat. Perbedaannya, bagar hiu dibuat dari bahan daging ikan hiu, seperti namanya.

Selain itu bagar hiu juga tidak dimasak menggunakan santan melainkan menggunakan kelapa yang disangrai.

Bagar hiu juga dimasak dengan aneka macam rempah seperti laos, kunyit, kemiri, serai, kapulaga, ketumbar, kayu manis, jahe, asam jawa, cengkeh, pala, bawang merah, dan bawang putih.

Seorang pembeli sedang menawar daging ikan hiu yang dijual di pasar tradisional Tagulandang, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, Sabtu (25/5/2013). Perairan Sulawesi Utara kerap dijadikan tempat berburu ikan hiu. Hasil tangkapan diolah dan dijual kembali dengan harga tinggi.KOMPAS.com / RONNY ADOLOF BUOL Seorang pembeli sedang menawar daging ikan hiu yang dijual di pasar tradisional Tagulandang, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, Sabtu (25/5/2013). Perairan Sulawesi Utara kerap dijadikan tempat berburu ikan hiu. Hasil tangkapan diolah dan dijual kembali dengan harga tinggi.

Diperlukan keahlian dan trik khusus untuk bisa mengolah ikan hiu jadi bagar hiu yang enak. Salah satu alasannya, ikan hiu memiliki bau amis yang cukup menyengat.

Maka dari itu, keahlian memasak bagar hiu biasanya dipelajari secara turun temurun, dari generasi ke generasi.

Untuk menghilangkan bau amis, ikan hiu yang sudah dibersihkan dan dipotong-potong kemudian diberi air perasan jeruk nipis.

Baca juga: Resep Kalio Daging Empuk, Rendang Setengah Jadi untuk Sajian Lebaran

Cara mengolah bagar hiu

Untuk memasak bagar hiu, pertama rebus daging ikan hiu yang sudah dimarinasi dengan air jeruk nipis. Rebus selama lebih kurang 10 menit hingga empuk.

Sambil menunggu, haluskan kelapa parut yang sudah disangrai.

Haluskan juga bumbu-bumbu dasar seperti laos, kunyit, kemiri, serai, ketumbar, kayu manis, jahe, asam jawa, pala, cengkeh, dan bumbu tambahan lainnya.

Setelah itu haluskan cabai merah dan potong tipis bawang merah, bawang putih, dan daun bawang.

Tumis bawang merah dan bawang putih hingga wangi. Lalu masukkan kelapa parut sangrai yang sudah dihaluskan. Masukkan juga serai yang sudah dimemarkan dan daun jeruk nipis.

Baru setelah itu masukkan ikan hiu yang sudah dibersihkan ke dalam wajan.

Beri air secukupnya, dan masak lebih kurang 15 menit hingga bumbu-bumbu meresap ke dalam ikan hiu. Bagar hiu pun siap disajikan.

Artikel ini telah tayang di TribunTravel.com dengan judul Mengenal Bagar Hiu, Kuliner Kesukaan Presiden Soekarno pada Masa Pengasingannya di Bengkulu, https://travel.tribunnews.com/2019/02/18/mengenal-bagar-hiu-kuliner-kesukaan-presiden-soekarno-pada-masa-pengasingannya-di-bengkulu?page=all.
(Penulis: Gigih Prayitno/ Editor: Ambar Purwaningrum)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com