Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar UI: Kekuatan Digital China Jadi Peluang dan Ancaman Banyak Negara

Kompas.com - 23/04/2024, 18:34 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Dosen Hubungan Internasional dari Universitas Indonesia (UI), Ali Abdullah Wibisono menyatakan, negara China saat ini makin mengandalkan kekuatan digitalnya.

"China menjalankan operasi siber untuk melakukan peretasan ke negara-negara Barat," kata dia dalam keterangan resminya, Selasa (23/4/2024).

Wibisono menjelaskan, meski target siber China adalah negara-negara barat, tapi China pernah pula melakukan penetrasi siber terhadap negara-negara anggota Asosiasi Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) pada masa lalu.

Baca juga: UNESCO Buka Beasiswa S1-S3 ke China, Kuliah Gratis dan Uang Saku

Khususnya, sebut dia, ketika para pejabat negara-negara itu sedang mengadakan pertemuan mengenai Laut China Selatan (LCS).

Namun, China dinilai akan menghormati aturan main yang diterapkan oleh otoritas negara-negara tetangga, termasuk Indonesia.

"Bisa saja China melakukan upaya percobaan untuk melakukan penetrasi di Indonesia, tapi bila otoritas kita secara tegas menyampaikan keberatannya, kemungkinan besar China akan menghormati dan berhenti melakukan upaya-upaya itu," jelas dia.

Itulah sebabnya, dia menghimbau otoritas terkait untuk bersikap tegas terhadap segala ancaman siber, baik dari China maupun dari negara-negara lainnya.

"Indonesia tidak bisa mengandalkan norma siber global yang belum secara eksplisit melarang serangan siber oleh satu negara terhadap negara lain. Pencegahan dan pemulihan pasca serangan siber adalah tanggung-jawab masing-masing negara," tambah Ali.

Dosen Program Magister Ilmu Komunikasi UPH, Johanes Herlijanto menambahkan, Indonesia perlu terus mengamati perkembangan teknologi digital di China.

Baca juga: Catat Tanggal Penting Jalur Mandiri UI, ITB, IPB, dan UGM 2024

Bagi dia, perkembangan teknologi ini terkait erat dengan komitmen China untuk mengembangkan apa yang Presiden Xi Jinping sebut sebagai 'Kekuatan Produktif Kualitas Baru' atau New Quality Productive Forces.

Johanes yang juga Ketua FSI ini memprediksi bahwa komitmen di atas akan mendorong China makin meningkatkan kemampuan teknologinya, termasuk teknologi informasi.

Pada sisi lain, China juga tertarik untuk turut terlibat dalam pengembangan infrastruktur digital di negara-negara lain, termasuk Indonesia, melalui platform yang disebut sebagai "jalan sutra digital".

Baca juga: Lokasi dan Aturan Pusat UTBK UI, Calon Mahasiswa Cek

"Inilah yang menurutnya menjadi sumber peluang, tapi sekaligus pula ancaman bagi Indonesia. Karena itu, penting bagi otoritas terkait di Indonesia untuk mempertahankan kehati-hatian dan kewaspadaan, bila ingin menjalin kerja sama dengan China dalam pengembangan infrastruktur digital," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com