Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat Ekonomi Unpas: Ini Beberapa Faktor Penyebab Harga Beras Naik

Kompas.com - 07/03/2024, 07:38 WIB
Mahar Prastiwi

Penulis

KOMPAS.com - Menjelang bulan Ramadhan, kebutuhan harga pokok biasanya mengalami kenaikan.

Termasuk harga beras yang mengalami kenaikan sejak beberapa waktu lalu. Bahkan, kenaikan harga beras jauh melampaui harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah dan mencetak rekor baru.

Tingginya harga beras diperkirakan akan berlangsung hingga musim panen raya, Maret atau April mendatang.

Akibatnya, ratusan warga di berbagai daerah rela antre berjam-jam demi mendapatkan beras murah yang digelar pemerintah lewat operasi pasar.

Baca juga: Rektor Unpas Siap Berlakukan Kebijakan Mahasiswa Lulus Tanpa Skripsi

Faktor naiknya harga beras

Pengamat Ekonomi Universitas Pasundan (Unpas) Acuviarta mengatakan, faktor naiknya harga beras adalah gabungan dari produksi hingga tata kelola perdagangan.

Dari sisi produksi, El Nino menyebabkan musim tanam mundur yang berdampak pada penundaan dan penurunan produksi padi.

Sementara dari sisi tata kelola, kebijakan impor dan distribusi juga memainkan peran penting dalam menentukan harga beras.

"Salah satunya faktor El Nino, stok tidak mencukupi meski data statistik mengatakan cukup. Posisi stok di Bulog atau masyarakat jelas masih kurang," kata Acuviarta seperti dikutip dari laman Unpas, Kamis (6/3/2024).

Baca juga: Telkom University Buka Beasiswa S1, Kuliah Gratis sampai Lulus

Menurutnya, keterlambatan pemerintah menempuh kebijakan impor beras atau inside lag juga menyebabkan kelangkaan di pasaran. Sehingga berakibat pada peningkatan harga.

Selain itu, momentum Pemilu bersamaan dengan maraknya program Bantuan Sosial (Bansos) disinyalir menjadi indikasi naiknya harga beras.

"Bansos mengambil beras dari pasar pemasok lokal, sehingga mengakibatkan kelangkaan. Paling tidak, (seharusnya) Bansos ini dari beras impor," terang Acuviarta.

Ia menekankan, tingginya harga beras dan pangan lainnya tidak bisa dibiarkan, terlebih pertengahan Maret sudah memasuki bulan Ramadan.

Pasokan beras Bulog yang serapannya hanya sedikit harus dimaksimalkan saat panen raya.

"Yang mesti dioptimalkan adalah pengendalian dan pengawasan oleh Satgas Pangan, karena pasti ada praktik pedagang yang menimbun," imbuhnya.

Baca juga: Jadi Jurusan Terketat, Cek Biaya Kuliah Kedokteran Unesa Jalur SNBP 2024

Acuviarta menambahkan, spekulan (tindakan pelaku pasar untuk mencari keuntungan besar) menjelang bansos meningkat, sehingga harga penjualan naik.

Oknum spekulan kerap memanfaatkan momentum. Berkaca pada bansos untuk menekan angka stunting, harga telur tiba-tiba melejit.

Baca juga: Syarat Tinggi Badan dan Nilai Rapor untuk Daftar STMKG

Agar belanja pemerintah naik, maka harga juga didorong naik oleh oknum perdagangan besar. Dia berharap, tidak hanya menindak pelaku usaha yang menimbun.

"Namun dalam jangka pendek, operasi pasar murah juga bisa diadakan secara merata di berbagai daerah," tandas Acuviarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com