Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen Unwahas: Pemerintah Harus Respons Tantangan Alam yang Rugikan Produksi Padi Nasional

Kompas.com - 06/03/2024, 21:16 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Dosen Universitas Wahid Haysim (Unwahas) Semarang, Dr. Nugroho Widiasmadi menyatakan, pemerintah harus merespons tantangan alam yang merugikan produksi pada nasional.

Tantangan alam itu, seperti kekeringan akibat El Nino maupun lainnya.

Baca juga: Mahasiswa Itera Teliti Sekam Padi sebagai Sumber Listrik

Akibat kekeringan, berdasarkan data BPS menyebut produksi beras nasional mengalami penurunan 1,39 persen menjadi 31,1 juta ton pada 2023, dibanding 31,54 juta ton pada 2022.

Untuk merespons tantangan alam itu, bilang dia, perlu teknologi semacam Biosoildam MA-11.

"Teknologi ini tidak hanya meningkatkan produksi dan keuntungan petani, tetapi merespons tantangan alam yang terjadi," kata dia dalam keterangannya, Rabu (6/3/2024).

Tak lupa, teknologi ini merupakan solusi bekerlanjutan yang telah terbukti tangguh untuk petani Indonesia, khususnya untuk produksi padi.

Dia mencontohkan, penerapan Biosoildam MA-11 di SP 5 Halmahera Timur adalah contoh nyata bagaimana teknologi ini bisa meningkatkan produksi tetapi juga menjaga ekosistem pertanian.

"Penurunan produksi beras nasional disebabkan El Nino memengaruhi luas panen padi dan produksi beras. Dengan teknologi ini, maka bisa menjadi solusi dalam menghadapi semua tantangan yang ada," jelas dia.

Baca juga: IPB University Luncurkan Varietas Padi Unggul Baru, IPB 9G

Teknologi ini kurangi pengunaan kimia berbahaya di pertanian

Dia menambahkan, teknologi ini juga mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya.

Hal ini sejalan dengan visi Nusantara Food Estate untuk membentuk pertanian yang tangguh, berdaya saing, dan ramah lingkungan.

Dengan pendekatan ini, nantinya Indonesia tidak hanya menciptakan masa depan pertanian yang lebih cerah, tetapi juga menjaga keberlanjutan alam.

Baca juga: Pengamat UGM Usul Ada Mata Pelajaran Pertanian di Kurikulum Nasional

"Ini jadi inovasi baru untuk memainkan peran penting dalam membangun Indonesia sebagai pemimpin global dalam pertanian berkelanjutan," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com