Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inovasi Mahasiswa UB Optimalkan Pupuk untuk Padi

Kompas.com - 06/08/2021, 15:30 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Sebagian besar, masyarakat Indonesia bekerja di bidang pertanian, perkebunan, kehutanan dan perikanan. Ini karena Indonesia sebagai negara agraris.

Selain itu, kondisi alam dengan keadaan tanah yang subur menjadi salah satu faktor yang mendorong sebagian besar masyarakat Indonesia bekerja di bidang tersebut.

Termasuk tanah yang subur dapat meningkatkan hasil produktivitas tanaman yang dibudidayakan. Sayangnya petani di Indonesia masih belum mampu mewujudkan pertanian berlanjut dalam hal pemupukan.

Baca juga: Mahasiswa Unnes Manfaatkan Limbah Ini Jadi Genteng Ramah Lingkungan

Menurut Pusat Penelitian Tanah Bogor, kandungan bahan organik tanah pertanian di Indonesia saat ini sangat rendah yakni kurang dari 2 persen, hal ini menunjukkan telah terjadi penurunan kandungan bahan organik tanah.

Salah satu penyebabnya karena penggunaan pupuk anorganik yang sangat intensif dan melebihi dosis.

Pengaplikasian pupuk anorganik secara intensif tersebut dapat meningkatkan produktivitas tanaman dalam jangka 5-10 tahun. Namun, dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dan degradasi lahan.

Selain itu, penggunaan pupuk anorganik secara intensif dengan dosis yang tidak sesuai seringkali dijumpai pada budidaya tanaman padi.

Padahal, petani padi harus mengetahui kondisi kesuburan tanah, dosis pupuk yang tepat, hingga pemilihan kandungan zat hara dalam pupuk untuk meningkatkan produktivitas padi dan meminimalisir kerusakan lingkungan.

Terkait hal itu, lima mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang yaitu Dewi Sukma (FT), Nadia Kusuma Putri (FT), Dimas Rafliananta (FP), Suntari Nur Cahyani ((FP)), dan Hayatin Sapitri (FP) melakukan inovasi.

Inovasinya yakni Merapah, untuk mempermudah petani dalam mengetahui kesuburan tanah dan dosis pemupukan yang tepat.

Merapah merupakan alat pendeteksi unsur hara. Yakni terdiri dari sistem otomasi untuk mengetahui pH tanah dan sistem informasi keadaan suatu tanaman berdasarkan pemenuhan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman padi.

Pemantauan kadar pH dilakukan dengan menggunakan sensor pH. Pemantauan kebutuhan unsur hara pada tanaman dilakukan dengan menggunakan sensor esp 32 camera.

Menurut salah satu tim, Dewi, sensor kamera akan mengambil gambar dari tanaman padi dan pembacaan gambar akan menggunakan image processing untuk mendeteksi intensitas warna pada tanaman padi.

Baca juga: Mahasiswa UGM Kembangkan Kemasan Makanan Ramah Lingkungan

"Nantinya, sensor pH tanah, dan kamera tersebut akan mengirim masukan yang telah diterima ke Arduino Nano," ujar Dewi seperti dikutip dari laman UB, Jumat (6/8/2021).

Kemudian nilai pH, dan hasil pengolahan citra akan dicocokkan dan dianalisis berdasarkan data-data yang telah disiapkan sebelumnya untuk mengetahui kondisi tanaman dan kebutuhan unsur hara dari tanaman padi tersebut.

Data akhir yang berisi rekomendasi pupuk akan dikirimkan oleh Arduino nano ke aplikasi yang terdapat pada smartphone.

Mereka berharap, inovasi ini dapat mempermudah petani dalam memberikan pupuk pada tanaman padi sehingga produktivitas tanaman padi meningkat dan tentunya memberikan dampak positif terhadap peningkatan perekonomian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com