Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar Unwahas Minta Capres dan Cawapres Fokus pada Ketahanan Pangan Berkelanjutan

Kompas.com - 04/02/2024, 13:36 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Dosen Universitas Wahid Hasyim (Unwahas), Semarang, Dr. Nugroho Widiasmadi meminta pasangan calon presiden (Capres) dan calon wakil presiden (Cawapres) harus bisa fokus pada ketahanan pangan berkelanjutan.

Karena, ancaman El-Nino yang dianalisa pada tahun ini bisa terjadi lebih panjang bila dibanding tahun kemarin.

Baca juga: Ini 5 Alasan Jurusan Teknologi Pangan Jadi Pilihan Populer Tahun Ini

El Nino merupakan fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah. El Nino telah mengancam ketahanan pangan akibat gagal usaha pertanian di beberapa wilayah di Indonesia sepanjang 2023.

"Jadi harus fokus pada ketahanan pangan semua calon pemimpin kita, agar tidak adanya inflasi pangan. Jadi harus disikapi dengan benar," ucap dia dalam keterangannya, Minggu (4/2/2024).

Selain cuaca ekstrem seperti El Nino, masalah ketahanan pangan juga akan dihantui oleh kelangkaan pupuk yang akan dihadapi oleh petani.

Dia memperoleh informasi, bahwa bahan pupuk kimian yang umumnya bersumber dari Rusia itu sudah sangat sedikit.

"Tinggal pupuk premium saja. Jadi harus disikapi dengan baik masalah ini," ungkap dia.

Dia berharap, pemerintah bisa menggunakan alat salah satu ciptaannya yang bisa mengatasi masalah krisis pertanian ini. Alat itu bernama Agrokonservasi Biosoildam MA-11.

Teknologi dari alat ini, kata dia, dirancang untuk meningkatkan hasil panen meskipun cuaca ekstrem.

"Jadi teknologi ini bisa membuat penerapan pertanian organik yang bisa cepat dan terukur," jelas dia.

Baca juga: Cegah Krisis Pangan, Mahasiswa Tel-U AJak Gen Z Makan Tanpa Sisa

Dia mencontohkan pertanian sawah yang dijadikan demplot budidaya padi organik memperoleh hasil yang cukup maksimal.

Bayangkan saja, hasil pengubinan dalam 1 hektar lahan yang digarap secara organik dapat menghasilkan 13 ton gabah. Hasil itu masih di atas budidaya yang menggunakan pupuk dan bahan kimia.

Alat ciptaannya sudah banyak digunakan oleh banyak pihak, seperti perwakilan Bank Indonesia (BI) di beberapa daerah, pemerintah daerah (Pemda), dan lainnya.

Baca juga: 8 Prospek Kerja Jurusan Teknologi Pangan, Gaji Bisa sampai Rp 20 Juta

"Ketika itu dilakukan, alat ini bisa bermanfaat bagi pertanian Indonesia, sehingga bisa menciptakan ketahanan pangan berkelanjutan dan menjaga kelestarian lingkungan hidup," tutup dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com