Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

FGD Pascasarjana ET Unsada: Panas Bumi Dorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Kompas.com - 22/01/2024, 16:29 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Sekolah Pascasarjana Energi Terbarukan (ET) Universitas Darma Persada (Unsada) menggelar FGD (Focus Group Discussion) atau diskusi kelompok terpumpun mengangkat tema "Potensi Pengembangan Panas Bumi" di Kampus Unsada, Jakarta, Sabtu (20/01/2024).

FGD ini menjadi bentuk komitmen Unsada mendukung upaya pemerintah melakukan penurunan emisi, salah satunya menggunakan energi terbarukan sesuai dengan target yang sudah ditetapkan yakni 23 persen pada tahun 2025 mendatang.

Rektor Universitas Darma Persada, Agus Salim Dasuki melalui rilis resmi (22/1/2024) menyampaikan, untuk mendukung hal tersebut diperlukan dukungan berbagai sektor, termasuk bidang pendidikan.

Rektor Unsada menambahkan, diskusi kelompok terpumpun ini menjadi panggung bagi para pemangku kepentingan untuk bertukar pikiran mengenai potensi energi panas bumi di Tanah Air.

“Perlu adanya riset dan inovasi dalam menjalankan transisi energi maka dari itu kami sebagai akademisi dan pakar-pakar mewadahi forum berdiskusi mengenai energi panas bumi di Indonesia,” ungkap Agus Salim Dasuki.

Dalam kesempatan sama, Direktur Panas Bumi Ditjen EBTKE, Kementerian ESDM, Harris Yahya menyampaikan, ada beberapa tantangan dalam mengelola panas bumi antar lain; tingginya risiko eksplorasi, kelayakan keekonomian PLTP yang variatif, dan keterbatasan akses pendanaan bagi pengembang.

Jika Indonesia bisa mengelola tantangan yang ada dan melakukan optimalisasi energi panas bumi, hal ini dapat berdampak positif seperti menghasilkan pertumbuhan ekonomi daerah, memberikan bonus produksi dan dana bagi hasil untuk pemda, dan PNBP.

"Pengembangan EBT panas bumi sejalan dengan komitmen pengurangan emisi dan green energy," tegas Haris.

"Indonesia masuk urutan kedua pengguna geothermal di dunia, potensi panas bumi mencapai 23.060,4 MW. Namun kita belum bisa menyaingi US karena belum optimal mengelola potensi panas bumi," ungkapnya.

Padahal, lanjut Haris, proyek panas bumi dapat memberikan untuk bagi daerah penghasil panas bumi.

Baca juga: Pengembangan Green Hidrogen Jadi Salah Satu Upaya Percepatan Pengembangan Panas Bumi RI

"Geothermal mempunya masa eksplorasi di tujuh tahun pertama. Hal ini sudah termasuk perizinan ke pemerintah dan masyarakat. Namun ada perusahaan yang masih sulit mendapatkan izin, padahal hal tersebut juga akan berdampak ke pertumbuhan ekonomi daerah tersebut,” jelasnya.

Meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com