Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen UM Surabaya Sebut Stres Bisa Picu Diabetes

Kompas.com - 22/01/2024, 14:06 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Setiap orang pasti pernah stres karena banyak hal. Entah karena pekerjaan, masalah keluarga, tugas kuliah, dan lainnya.

Stres merupakan reaksi tubuh saat menghadapi tekanan ataupun ancaman.

Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhamadiyah (UM) Surabaya Ira Purnamasari menjelaskan, saat seseorang menghadapi stres, tubuh akan mengeluarkan hormon kortisol dan adrenalin.

"Kondisi ini menyebabkan jantung berdetak lebih cepat, frekuensi pernapasan lebih cepat, dan tekanan darah meningkat. Stres berlebihan dapat menyebabkan seseorang kesulitan dalam tidur (insomnia), sakit kepala, gelisah, cemas berlebihan, dan tidak dapat berpikir dengan tenang. Jika stres tidak segera diatasi, maka akan mengakibatkan respon negatif pada tubuh," kata Ira, dilansir dari laman UM Surabaya.

Baca juga: Kerja Shift Malam Picu Penyakit Jantung? Ini Penjelasan Pakar UM Surabaya

Ira menyebutkan, stres berlebihan bisa memicu diabetes. Penyakit diabetes sering disebut silent killer karena dapat menyebabkan kerusakan pada beberapa organ tubuh.

Lalu, bagaimana caranya stres bisa memicu diabetes? Ira menjelaskan, jika tubuh saat stres akan mengeluarkan hormon adrenalin secara berlebihan.

Hal itu dapat mengubah cadangan glikogen dalam hati menjadi glukosa. Glukosa akan menuju aliran darah sehingga meningkatkan kadar gula dalam darah.

"Dalam kondisi stres, biasanya seseorang akan lebih sering makan, karena hormon kortisol dapat meningkatkan keinginan seseorang untuk mengkonsumsi makanan. Hal ini menyebabkan seseorang terkena diabetes akibat kurangnya kemampuan dalam mengontrol diri," ungkap dia.

Menurutnya, stres yang berlebihan juga mengakibatkan gangguan pada pankreas.

Di mana seseorang tahu bahwa insulin yang berfungsi untuk memecah glukosa menjadi energi dihasilkan oleh pankreas.

Jika pankreas mengalami gangguan, secara ototmatis produksi insulin akan terhambat.

Diabetes yang sering dikenal dengan kencing manis merupakan kondisi di mana kadar gula dalam darah terlalu banyak.

Baca juga: 20 UIN Terbaik di Indonesia, buat Daftar SPAN PTKIN 2024

Gejala yang muncul pada penderita diabetes adalah 3P, yakni polidipsia (sering haus), poliuria (sering kencing), dan polifagia (banyak makan/sering lapar).

Komplikasi yang dapat muncul pada penderita diabetes adalah munculnya penyakit kardiovaskular, kerusakan mata (retinopati), kerusakan saraf (neuropati), kerusakan ginjal, hingga disfungsi seksual.

Adapun cara-cara yang harus dihindari saat mengatasi stres adalah mengonsumsi kopi dan minuman tinggi gula, makan tidak teratur, makan berlebihan saat malam hari, mengonsumsi junkfood, konsumsi alkohol, dan menghabiskan banyak waktu untuk screen time.

Baca juga: Dosen Fikes UMM: Konsumsi MSG Tak Bahaya Asalkan Sesuai Takaran Ini

"Agar tetap sehat, penting bagi kita untuk dapat mengatasi stres sesegera mungkin. Banyak cara yang dapat dilakukan seseorang untuk mengelola stres, salah satunya dengan teknik relaksasi, bercerita atau curhat berbagi cerita dengan orang yang dipercaya, meningkatkan nilai spiritual, melakukan aktivitas fisik dengan berolahraga, tidur yang cukup, makan teratur dengan gizi seimbang," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com