Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen UM Surabaya: Siswa Perlu Pendidikan Seksual di Kurikulum Sekolah

Kompas.com - 15/01/2024, 20:53 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Masalah kekerasan seksual terus terjadi di bangku pendidikan. Bahkan, laporan KPAI menyebut ada 3.000 kasus kekerasan terjadi di sepanjang 2023.

Untuk meredam kasus kekerasan seksual di bangku sekolah, maka siswa perlu memperoleh pendidikan seksual pada kurikulum di sekolah. Sayangnya, kurikulum yang ada tidak secara khusus membahas tentang pendidikan seksual.

Baca juga: Ini 6 Bentuk Kekerasan yang Bisa Terjadi di Sekolah

"Sejauh ini, kurikulum yang memuat pendidikan seksual adalah kurikulum 2013. Hanya saja, materi yang ada tidak kompleks memuat pendidikan seksual, tapi hanya tentang kesehatan reproduksi dan itu baru diberikan pada tingkat SMA dan SMP. Padahal, semakin dini pendidikan seksual diberikan maka semakin baik," kata Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UM Surabaya, Sri Lestari seperti dilansir dari laman UM Surabaya, Senin (15/1/2024).

Menurut dia, jika mengikuti perkembangan anak balita, pendidikan seksual pada tingkat taman kanak-kanak bermanfaat bagi mereka untuk mengenal dan memahami tentang perbedaan antara laki-laki dan perempuan, pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan organ seks, serta melindungi organ seks.

"Implementasinya pada kegiatan pembelajaran di sekolah dapat dilakukan pada pembiasaan menjaga kebersihan setelah buang air maupun pemahaman organ seksual tidak boleh disentuh oleh sembarangan orang," ucap dia.

Pada anak tingkat sekolah dasar, pendidikan seksual yang sesuai dengan tugas dan aspek perkembangan mereka adalah berkaitan dengan kesadaran gender dan kematangan hubungan dengan teman sebaya.

Apalagi, pada masa sekarang ini, anak SD mengalami pubertas dan kematangan seksual yang semakin cepat.

Baca juga: Seperti Ini Cara Melaporkan Tindak Kekerasan di Sekolah

"Kondisi pubertas yang semakin cepat dapat memungkinkan siswa lebih cepat bersentuhan dengan kehidupan seksual. Sehingga, seharusnya pengenalan tentang seksualitas dan kesehatan reproduksi sudah diberikan," jelas dia.

Dia meminta, pendidikan seksual tidak boleh lagi dianggap sebagai hal yang tabu agar realisasinya tak terhambat.

Pemerintah, lanjut dia, perlu secara khusus memikirkan bagaimana implementasinya dengan menyesuaikan konten kurikulumnya sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan remaja.

Baca juga: Pakar UI: Tidur Cukup Dapat Menjaga Kesehatan Mental Remaja

"Pemahaman yang tepat tentang seks dan seksualitas dapat menjadi kekuatan dan sekaligus benteng bagi anak dan remaja dari usaha-usaha pelecehan dan kekerasan seksual dan derasnya paparan negatif arus internet," tutup dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com