Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dukung Transisi Energi, Pascasarjana Unsada Siap Gelar FGD Potensi Panas Bumi

Kompas.com - 15/01/2024, 11:21 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Sekolah Pascasarjana Energi Terbarukan Universitas Dharma Persada (Unsada) bakal menggelar Forum Group Discussion (FGD) atau grup diskusi terpumpun khusus mengenai potensi panas bumi.

Grup diskusi terpumpun Unsada ini akan digelar pada 20 Januari 2024 di Gedung Rektorat Unsada, Jakarta dan akan dihadiri berbagai pemangku kepentingan sektor energi panas bumi meliputi pemerintah, praktisi industri, asosiasi, akademisi, maupun mahasiswa.

FGD rencananya akan menghadirkan pembicara, antara lain Direktur Panas Bumi Ditjen EBTKE Kementerian ESDM Harris Yahya, Anggota DEN RI dan Dosen Universitas Dharma Persada As Natio Lasman, dan Praktisi Industri Direktur Utama PT Geo Dipa Energi Riki Firmandha Ibrahim.

Ketiganya akan membahas dari aspek pemerintah, akademis, dan praktisi dengan memberikan pandangan mengenai tantangan yang dihadapi dalam mengembangkan panas bumi di Indonesia.

Anggota DEN RI dan Dosen Pascasarjana Energi Terbarukan Unsada, As Natio Lasman melalui rilis resmi (15/1/2023) mengungkapkan, Indonesia dikaruniai potensi panas bumi yang cukup besar, yakni mencapai 40 persen dari potensi panas bumi di dunia.

Untuk mendukung era transisi energi guna memenuhi target net zero emission, maka potensi panas bumi di Indonesia perlu mendapatkan porsi yang memadai, yakni dengan menghasilkan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang bersifat berkelanjutan.

As Natio Lasman mengungkapkan, baru sekitar 10 persen atau 2,4 GW potensi panas bumi dimanfaatkan untuk PLTP. Sehingga perlu adanya dukungan dari berbagai pihak untuk mendukung percepatan pengembangan panas bumi di Indonesia.

"Dalam upaya ini, seruan dukungan dari berbagai pihak menjadi krusial. Terutama, penting untuk menggandeng universitas dalam mendukung langkah-langkah menuju misi ini," tegasnya.

Selanjutnya, menurut As Natio kegiatan ini bersinergi menghadirkan berbagai pihak untuk duduk bersama berdiskusi mengenai tantangan dan keuntungdan dalam mengembangkan PLTP di Indonesia.

"Saya rasa kontribusi pendidikan, terutama melalui peran universitas, akan menjadi pilar utama yang baik untuk mewujudkan visi bersama menciptakan percepatan pengembangan panas bumi," pungkas As Natio.

Kepala Program Studi Teknik Energi Terbarukan Sekolah Pascasarjana Unsada, Aep Syaepul Uyun menyampaikan, FGD ini ditujukan untuk berkolaborasi dalam merancang solusi inovatif yang dapat meningkatkan pemanfaatan panas bumi sebagai sumber energi berkelanjutan.

"Kami percaya bahwa universitas memiliki peran kunci dalam memajukan teknologi berkelanjutan, dan energi panas bumi menjadi fokus utama kami saat ini," ujarnya.

Melalui FGD ini, kami ingin menciptakan platform kolaboratif untuk mendukung riset inovatif dan pengembangan proyek-proyek yang dapat memberikan kontribusi positif terhadap keberlanjutan lingkungan," tambah Aep.

Baca juga: Potensi Energi Terbarukan Nusa Tenggara Barat

Aep melanjutkan, acara ini diharapkan dapat menjadi forum produktif untuk mengidentifikasi potensi kolaborasi antara sektor pemerintah, industri, dan akademisi guna merumuskan langkah strategis dalam mengoptimalkan pemanfaatan panas bumi Indonesia.

"Selain itu, dengan menggabungkan perspektif dari berbagai pihak, FGD ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan untuk merangsang pertumbuhan sektor energi panas bumi di Indonesia, sejalan dengan komitmen negara dalam mencapai target energi terbarukan dan net zero emission," tutup Aep.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com