Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Agustinus Rahmanto
Pegawai Negeri Sipil

Saya adalah lulusan Program Master of Education (Leadership and Management), Flinders University, Australia melalui Beasiswa Australia. Saat ini bekerja di Dinas Pendidikan Kabupaten Manggarai Timur, NTT dan memegang posisi Kepala Bidang Pengelolaan SMP. Di luar tugas rutin sebagai ASN, saya menjalani peran sebagai Curriculum Adviser dan menaruh perhatian khusus pada pengembangan keprofesian berkelanjutan (Continuing Professional Development) bagi para pendidik dengan mengefektifkan pendekatan Appreciative Inquiry (AI). Sejak 2021 menjadi fasilitator nasional Program Sekolah Penggerak dan menjadi narasumber dalam berbagai kegiatan pengembangan profesionalisme guru baik di level satuan pendidikan, komunitas pengawas, kepala sekolah dan guru maupun kegiatan-kegiatan peningkatan mutu di tingkat kabupaten. Sebagai alumnus Beasiswa Australia, saya bergabung dalam komunitas Australia Awards Global Alumni dan aktif terlibat dalam kegiatan-kegiatan peningkatan profesional yang disponsori oleh Australia Awards Scholarship.

Gerakan Reformasi Pendidikan Global, PISA, dan Kurikulum Merdeka

Kompas.com - 07/12/2023, 09:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

HASIL studi Program for International Student Assessment (PISA) 2022 telah dirilis pada 5 Desember 2023. Capaian Indonesia naik 5-6 peringkat dibanding 2018, tetapi terjadi penurunan skor.

PISA merupakan studi untuk mengevaluasi sistem pendidikan yang diikuti lebih dari 70 negara di seluruh dunia. Setiap tiga tahun, murid-murid berusia 15 tahun dari sekolah-sekolah yang dipilih secara acak, menempuh tes dalam mata pelajaran utama, yaitu membaca, matematika, dan sains.

Tes ini bersifat diagnostik yang digunakan untuk memberikan informasi berguna untuk perbaikan sistem pendidikan. Indonesia telah berpartisipasi dalam studi PISA mulai 2000.

Sebagai bagian dari upaya standarisasi pendidikan secara global, PISA tidak dapat dilepaskan dari Global Education Reform Movement (GERM) yang diadopsi oleh banyak negara, termasuk Indonesia terutama dalam Kurikulum 2013.

Karena itu, penting untuk memahami arah reformasi pendidikan di Indonesia sejak Kurikulum 2013 hingga Kurikulum Merdeka dalam kerangka GERM.

Kebijakan pendidikan bagian dari kebijakan publik

Kebijakan pendidikan negara tidak terlepas dari kebijakan-kebijakan publik yang lebih luas. Hal ini terkait dengan bagaimana sektor-sektor publik yang lain memengaruhi atau terkoneksi dengan kebijakan pendidikan.

GERM atau Gerakan Reformasi Pendidikan Global muncul pada 1980-an dan banyak diadopsi sebagai ortodoksi reformasi pendidikan dalam banyak sistem pendidikan di berbagai belahan dunia seperti Amerika, Inggris, Australia, Korea, China, dll.

GERM sering dipromosikan melalui berbagai kepentingan badan/lembaga pembangunan (World Bank, OECD, European Union, dll) dan korporasi dengan melakukan intervensi dalam reformasi pendidikan suatu negara dan perumusan kebijakan.

Itulah sebabnya OECD melalui salah satu programnya Program for International Student Assessment (PISA) selalu menjadi rujukan pemerintah dalam upaya perbaikan kualitas pendidikan termasuk di Indonesia. Hasil PISA menjadi tolok ukur kinerja pendidikan suatu negara.

Perbaikan-perbaikan pendidikan lebih banyak didasarkan pada hasil rekomendasi PISA. Asesmen/ujian terstandarisasi yang diterapkan di banyak negara seperti Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) di Indonesia dan National Assessment Program-Literacy and Numeracy (NAPLAN) di Australia juga menyerupai PISA, yaitu berbasis literasi dan numerasi.

Lima pilar reformasi pendidikan versi GERM

Dalam melakukan perubahan di sektor pendidikan, GERM menginisiasi lima pilar reformasi pendidikan, yaitu standarisasi, penekanan pada matapelajaran inti (core subjects) terutama literasi dan numerasi, penggunaan cara berisiko kecil untuk mencapai tujuan pendidikan, penerapan model manajemen korporasi dalam pengelolaan pendidikan, dan penerapan akuntabilitas eksternal dalam bentuk ujian terstandarisasi (standardized tests).

Pertama, standarisasi pendidikan. Reformasi pendidikan berbasis outcome popular pada 1980-an. Kemudian diikuti kebijakan pendidikan berbasis standar pada 1990-an yang diinisiasi oleh negara-negara Anglo Saxon (Inggris, Amerika, Irlandia dan Australia).

Fokus perhatian bergeser ke outcome pendidikan, yaitu hasil belajar siswa dan kinerja sekolah.

Sebagai konsekuensi, muncul keyakinan di kalangan pengambil kebijakan pendidikan bahwa menetapkan standar tinggi bagi siswa, guru dan sekolah akan membantu memperbaiki kualitas outcome yang diharapkan.

Penerapan sistem ujian dan evaluasi eksternal (Program for International Student Assessment (PISA), Ujian Nasional, Ujian Sekolah Berstandar Nasional, akreditasi, Ujian Kompetensi Guru, dll) untuk mengukur pencapaian standar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com