Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Ikut Program PKW, Enthus Kini Berani Buka Bengkel Sendiri

Kompas.com - 20/11/2023, 07:07 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Usai lulus SMK, Enthus Kiswanto langsung bekerja di bengkel mobil. Tapi, ilmu yang dia dapat belum lengkap.

Hingga akhirnya ia ikut program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) 2022 yang diadakan di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Nissan Fortuna. Ia ingin menambah pengalaman di dunia otomotif mobil.

Dilansir dari laman Ditjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud Ristek, Minggu (19/11/2023), Enthus sebelumnya bekerja di bengkel mobil ternama di Kudus selama empat tahun.

Dia kemudian mengundurkan diri dan ingin membuka bengkel sendiri. Tapi, kemampuannya semakin mahir, maka dia ikut kursus.

Baca juga: Lulusan Vokasi Ini Sukses Kembangkan Dua Usaha

"Dulu saya kerja di bengkel mobil juga setelah lulus SMK. Namun, saya ingin menambah ilmu di otomotif mobil dan kebetulan ada program PKW yang gratis," ujarnya.

Enthus merupakan alumni SMK Wisudha Karya Kudus Jurusan Teknik Kendaraan Ringan (TKR). Kemahirannya dalam dunia tersebut membuat ia langsung dapat kerja setelah lulus SMK.

Mimpi Enthus untuk merintis bengkel sendiri pun mulai ada titik terang setelah ikut program PKW. Belajar dari pengalaman dan mendapatkan materi kewirausahaan yang lengkap merupakan bekal untuk Enthus.

Selama satu bulan penuh ia mendapatkan materi dan praktik tentang perawatan mobil, mengganti oli dan ban, serta bagaimana mengelola keuangan bengkel.

Selain itu, setelah pembelajaran selesai, ia pun mendapatkan modal usaha beberapa peralatan bengkel.

"Saya mendapatkan alat-alat, seperti kompresor, jack stand, dongkrak 3,5 ton, dongkrak 2 ton, scan, dan masih banyak lagi. Program PKW di LKP Nissan Fortuna benar-benar mempersiapkan saya menjadi seorang wirausaha," terang Enthus.

Baca juga: Tim Vokasi USD Inovasi Kursi Roda Cerdas dengan Perintah Gelombang Otak

Kini, setahun sudah Enthus membuka bengkel di dekat rumahnya dan tak pernah sepi pengunjung. Terlebih, di desanya sangat jarang bengkel mobil.

Dalam sehari ia bisa menyervis 2-5 mobil, dengan servis yang paling banyak adalah servis rem dan servis mesin.

Meski omzet tak menentu, tetapi rata-rata ia mendapatkan Rp 4-6 juta per bulan. Hal itu cukup berbeda ketika ia masih bekerja di bengkel orang lain.

"Tentunya ada kebanggan sendiri karena bisa mendapatkan pendapatan dari usaha pribadi. Alhamdulillah, bisa bantu kehidupan orang tua juga," kata dia.

Ia juga merasa bahwa pendidikan vokasi yang ditempuhnya saat SMK dan melanjutkan ke LKP membuatnya semakin meningkatkan keterampilan di bidang otomotif.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com