Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Festival Tunas Bahasa Ibu Sulselbar 2023 Berakhir, Bakat Pelestari Bahasa Daerah Bermunculan

Kompas.com - 11/11/2023, 13:25 WIB
Erwin Hutapea

Penulis


MAKASSAR, KOMPAS.com – Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Tingkat Sekolah Dasar Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat 2023 berakhir pada Sabtu (11/11/2023).

Penutupannya dilakukan secara resmi oleh Sekretaris Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Hafidz Muksin di Makassar, Sulawesi Selatan, serta selanjutnya diikuti dengan pengumuman daftar pemenang sesuai kelas bahasa daerah dan kategori masing-masing.

Perhelatan ini merupakan puncak dari rangkaian kegiatan revitalisasi bahasa daerah di wilayah Sulawesi Selatan dan sekitarnya, baik untuk siswa sekolah dasar (SD) maupun sekolah menengah pertama (SMP).

Selain untuk melestarikan bahasa daerah, acara ini juga bertujuan menanamkan kecintaan generasi muda terhadap bahasa daerah dan mendapatkan anak-anak yang berbakat untuk pelestarian bahasa daerah.

“Melalui festival ini, kita bisa mencari bakat-bakat alami anak-anak karena mereka betul-betul merasa passion-nya di situ. FTBI ini bukan tujuan akhir, melainkan sebagai batu loncatan dan magnet, serta sebagai motivasi kepada anak untuk belajar bahasa daerah dengan kesenangannya,” kata Hafidz Muksin kepada Kompas.com dalam acara penutupan FTBI Tingkat SD Provinsi Sulsel dan Sulbar 2023 pada Sabtu (11/11/2023) di Makassar, Sulawesi Selatan.

Dia menuturkan, para anak sekolah yang mengikuti ajang ini tampak begitu antusias dan semangat berkompetisi agar dapat menjadi pemenang lomba.

“Anak-anak sangat bersemangat. Mereka seperti baterai yang enggak ada habisnya dari pagi sampai malam masih semangat. Sesuai prinsip Merdeka Belajar dari Mas Menteri (Mendikbud Ristek Nadiem Makarim), anak-anak itu jangan dipaksa. Justru mereka berlomba-lomba untuk menjadi wakil dari sekolah,” imbuhnya.

Para guru, kepala sekolah, dan orangtua pun tidak kalah antusias mendampingi anak-anak mereka saat mempersiapkan dan menjalani festival ini.

Selain itu, pengaruhnya pun meluas ke pihak-pihak terkait, termasuk pada dinas pemerintahan, komunitas, dan pemerintah daerah yang menjadi asal dari para peserta tersebut.

“Itu sebuah prestasi yang membanggakan karena guru-guru tidak lagi memaksakan, tapi hanya menginisiasi. Jadi, akan muncul yang terbaik kemudian jadi kekayaan sekolah yang didukung semuanya. Makanya terlihat suporternya banyak,” ujar Hafidz Muksin.

“Resonansinya sudah begitu luas, tidak hanya kepada anak, tapi juga guru, orangtua, dan tetangga. Jadi merupakan sebuah kebanggaan anaknya bisa tampil, sebuah prestise juga membawa nama daerah. Saya bisa melihat ada keinginan yang berjenjang dari tingkat kabupaten/kota ke tingkat provinsi, kemudian dibawa ke nasional. Itu juga menjadi gairah tersendiri bagi mereka (dinas dan pemerintah daerah),” tambahnya.

Rangkaian pergelaran FTBI Provinsi Sulsel dan Sulbar 2023 menjadi wujud nyata salah satu program prioritas Badan Bahasa, yaitu pelindungan bahasa dan sastra, khususnya bahasa dan sastra daerah di berbagai wilayah di Indonesia.

Dua program prioritas lainnya adalah literasi kebahasaan dan kesastraan serta internasionalisasi bahasa Indonesia.

Dalam platform Merdeka Belajar Episode Ke-17: Revitalisasi Bahasa Daerah yang sudah diluncurkan ke seantero Tanah Air, Kemendikbud Ristek melalui Badan Bahasa secara bertahap melakukan revitalisasi bahasa daerah.

Program ini diterapkan terhadap 39 bahasa daerah di 13 provinsi pada 2022, kemudian dilanjutkan tahun 2023 dengan melibatkan 59 bahasa daerah di 22 provinsi.

Kepala Balai Bahasa Sulawesi Selatan Ganjar Harimansyah selaku mengatakan, FTBI Provinsi Sulsel dan Sulbar 2023 bukan sekadar lomba, melainkan juga anak-anak gembira belajar bahasa daerah dan itu menjadi kebanggaan.

“Yang paling penting itu anak-anak jadi bangga menggunakan bahasa daerah dan itu menjadi prestisius ada di tengah-tengah mereka,” ucap Ganjar.

Dia pun setuju bila dikatakan bahwa antusiasme para peserta begitu besar sehingga mereka menjadi bersemangat menunjukkan bakat dan kemampuan terbaik masing-masing.

Tidak hanya itu, platform Merdeka Belajar Episode Ke-17: Revitalisasi Bahasa Daerah yang disosialisasikan selama ini juga membuat kepercayaan diri para guru bertambah karena mereka merasa bahasa daerah yang diajarkan di sekolah memperoleh perhatian yang semakin besar dari pemerintah.

“Antusiasmenya sangat tinggi, siswa sangat senang karena sudah lama bahasa daerah kurang diperhatikan. Gurunya pun jadi makin percaya diri. Selama ini mereka kurang diperhatikan, setelah revitalisasi bahasa daerah, mereka merasa jadi lebih diperhatikan. Pemda juga semangat karena rasa memilikinya tinggi. Efek itu yang paling menggembirakan,” tutur Ganjar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com