Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peluang Karier Fisikawan Medik Cukup Luas dan Dibutuhkan Banyak Bidang

Kompas.com - 07/10/2023, 18:27 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Penggunaan Ilmu Fisika di dunia kesehatan sudah banyak diterapkan untuk diagnosis dan pengobatan suatu penyakit dengan memanfaatkan radiasi pengion.

Dalam penggunaan alat-alat radiasi yang memiliki tingkat risiko tinggi, Ilmu Fisika Medis berperan untuk menekan risiko tersebut, sehingga radiasi yang dihasilkan oleh alat medis tersebut lebih banyak mendatangkan manfaat dibandingkan risiko.

Baca juga: Siswa SD-SMA Libur Sekolah 2 Minggu di Desember 2023, Catat Tanggalnya

Hal inilah yang dipelajari oleh lulusan Fisika Medis, bisa disebut juga seorang Fisikawan Medik.

Ketua Program Studi Fisika Universitas Matana, Josua Timotius Manik mengaku, peluang karier dari lulusan Fisika Medis sangat luas.

Di Universitas Matana, lulusannya sudah ada yang bekerja di perusahaan alat medis, ada yang sedang dalam persiapan studi lanjut dan mempersiapkan untuk mengambil program pendidikan profesi Fisikawan Medik.

"Saat ini kami telah memiliki dan terus menambah kerjasama pendidikan dan penelitian dengan berbagai rumah sakit terkemuka di Indonesia dalam rangka untuk memberikan pengalaman belajar yang luas bagi mahasiswa kami," kata dia dalam keterangannya, Sabtu (7/10/2023).

Sebagai contoh, kata dia, untuk terapi kanker dibutuhkan radioterapi untuk mematikan sel kanker pada tubuh penderita. Salah satu alat yang banyak digunakan untuk terapi ini adalah Akselerator Linear (LINAC).

Dalam melakukan quality assurance dan quality control alat-alat tersebut, Fisikawan Medik memiliki peranan yang sangat penting.

Selain itu, Fisikawan Medik juga berperan dalam treatment planning system (TPS), yang mencakup pengelolaan data berkas dan perhitungan hasil planning bagi pasien yang menjalani radioterapi.

Berdasarkan data Kompas.com pada tahun 2021, terdapat lebih dari 2.800 rumah sakit dan 1.000 klinik.

Baca juga: Cerita Ridi Ferdiana, Gapai Gelar Guru Besar UGM pada Usia 39 Tahun

Di mana terdapat 2.000 pusat radiologi dan 120 di antaranya merupakan pusat radiologi interventional yang diantaranya terdapat 16 pusat kedokteran nuklir dan 4 pusat radioterapi.

Berdasarkan data Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN), Indonesia membutuhkan minimal 1.500 Fisikawan Medik dengan perhitungan distribusinya, Jawa dan Bali membutuhkan sekitar 1.100 Fisikawan Medik, Indonesia bagian Barat dan Timur masing-masing membutuhkan 200 Fisikawan Medik.

Hingga September 2019, Indonesia hanya memiliki 282 Fisikawan Medik dengan 107 tenaga di bidang Radioterapi, 160 bidang Radiodiagnostik, dan 15 Fisikawan Medik di bidang Kedokteran Nuklir.

Berdasarkan data anggota Aliansi Institusi Pendidikan Fisika Medis Indonesia (AIPFMI), di Indonesia baru terdapat 13 universitas yang memiliki program studi Fisika Medis, salah satunya Universitas Matana.

Di Universitas Matana, Prodi Fisika konsentrasi Fisika Medis ini berada di bawah Fakultas Sains, Teknologi, dan Matematika (FSTM).

Jurusan ini mempelajari 3 sub-bidang dalam Fisika Medis, yaitu Radiodiagnostik, Radioterapi, dan Kedokteran Nuklir.

Baca juga: Tak Pernah Bolos Kuliah, Cara Embun Lulus Kuliah dan Gapai IPK 3,98

Kurikulum yang digunakan telah mengadopsi standar yang dikeluarkan oleh Physical Society Indonesia (PSI) dan Aliansi Institusi Pendidikan Fisika Medis Indonesia (AIPFMI).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com