Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar: Lulusan Perguruan Tinggi Tidak Bisa Hanya Mengandalkan Ijazah

Kompas.com - 07/07/2023, 15:02 WIB
Nugraha Perdana,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Abdul Ghofar mengatakan, perkembangan zaman saat ini menuntut perubahan yang luar biasa.

Menurutnya, para mahasiswa tidak bisa hanya mengandalkan ijazah saat memasuki dunia kerja.

Sertifikasi untuk lulusan perguruan tinggi juga merupakan hal yang utama untuk menambah kompetensi.

"Sertifikasi, itu penambah dan menjadi utama untuk kompetensi tenaga kerja kita. Itu tantangan luar biasa agar relevansi pendidikan kita tetap terjaga," kata Ghofar dalam Sidang Pleno XX Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Indonesia (AFEBI) di Malang, Jawa Timur, Kamis (6/7/2023).

Baca juga: Riset: Perusahaan Semakin Utamakan Skill Ketimbang Kualifikasi di CV

Ghofar mengungkapkan, perubahan kurikulum harus dilakukan untuk menyiapkan dan meningkatkan kompetensi dari lulusan-lulusan perguruan tinggi. Hal itu, menurutnya juga menjadi tantangan utama saat ini.

"Kita memang mau tidak mau harus meredefinisi kurikulum kita, kompetensi yang akan kita berikan kepada mahasiswa. Otomatis kurikulum akan berubah, ini tantangan utama kita saat ini," katanya.

Cetak lulusan sesuai kebutuhan zaman

Di kesempatan yang sama, Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak berpesan kepada Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Indonesia (AFEBI) untuk bisa menghubungkan konsep Merdeka Belajar dengan Merdeka Berkarir.

Emil mengatakan, perguruan tinggi dituntut menghasilkan lulusan mahasiswa yang menyesuaikan perubahan zaman dengan arus cepat kecanggihan teknologi.

Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak dalam Sidang Pleno XX AFEBI di salah satu hotel di Kota Malang, Jawa Timur pada Kamis (6/7/2023). Dok. KOMPAS.com Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak dalam Sidang Pleno XX AFEBI di salah satu hotel di Kota Malang, Jawa Timur pada Kamis (6/7/2023).


Dia sempat menyinggung soal kecanggihan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) yang menjadi perbincangan hangat di dunia internasional.

Pro dan kontra terhadap teknologi AI salah satunya digadang-gadang bisa mengancam menggantikan berbagai pekerjaan manusia.

Baca juga: 4 Beasiswa S1-S3 Tawarkan Kuliah Gratis dan Tunjangan Lengkap

"Seperti mengerjakan esai bisa dengan cepat, ada aplikasi yang bisa tanya apapun hasilnya berdasarkan scan pdf-pdf (file dokumen), jadi bisa mencerna dokumen pdf, misal kasih pertanyaan isi buku ini apa. Itu luar biasa kecerdasan buatan," kata Emil.

Perubahan zaman saat ini yang dinilainya luar biasa juga memiliki dampak terhadap perguruan tinggi. Emil mengatakan, perguruan tinggi non-negeri mulai ada yang kesulitan mendapatkan mahasiswa pada jurusan ekonomi.

Meski begitu, untuk fakultas ekonomi di perguruan tinggi negeri dipandangnya masih menjadi favorit saat ini.

Emil juga sempat berdiskusi bersama pengurus AFEBI untuk mencermati soal dunia pendidikan ke depan dengan menghadapi tantangan yang ada.

Dia sempat menyinggung terkait program magang yang dilakukan oleh para mahasiswa seharusnya bisa berjalan secara terstruktur dan terukur. Perlu adanya pembenahan yang menghubungkan antara sistem pendidikan dengan dunia kerja sesuai konsep Merdeka Belajar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com