Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tantan Hermansah
Dosen

Pengajar Sosiologi Perkotaan UIN Jakarta

Generasi Tanpa Tulisan

Kompas.com - 03/07/2023, 13:43 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SEORANG guru bercerita kepada saya mengenai fenomena anak sekolah yang tidak bisa lagi terampil menulis secara manual. Hal ini terjadi karena peralatan belajar saat ini yang sudah diganti dari buku cetak dan buku tulis ke tablet.

Salah satu buah dari sistem pendidikan (konvensional) kita adalah dihasilkannya proses pembelajaran untuk mengenal tulis menulis. Tehnik menulis adalah budaya paling purba dalam memelihara kesinambungan ilmu pengetahuan.

Menurut beberapa pandangan produk pertama tulisan ditemukan ada dua tempat yang berbeda: Mesopotamia (khususnya Sumer kuno) sekitar 3200 SM dan Mesoamerika sekitar 600 SM.

Pada masa itu, tulisan hadir dengan variasinya menyesuaikan kebutuhan dan skilnya masing-masing.

Bangsa Sumeria menciptakan aksara paku, sedangkan bangsa Mesir menciptakan aksara hieroglif. Ada lagi jenis logograf Tionghoa dan Naskah Olmec pada Mesoamerika.

Kata benda dari kegiatan tulis-menulis adalah “tulisan”. Sedangkan menulis merupakan aktivitas yang di dalamnya melibatkan berbagai komponen mulai dari ide, keahlian membaca data, serta kemampuan menganalisis, dan selanjutnya menyajikan dalam bentuk narasi.

Tulisan sebenarnya merupakan kumpulan simbol yang disepakati maknanya oleh satu komunitas tertentu. Maka wajar jika visualisasi bentuk tulisan bisa berbeda-beda, seperti sudah dijelaskan di atas.

Tulisan yang kita kenal sekarang disebut huruf latin. Dibuat oleh bangsa Romawi Kuno sekitar 750 SM.

Karena tulisan ini dipakai atau disepakati oleh lebih banyak entitas sedunia, maka setiap simbol-simbol yang menunjukkan bunyi tertentu pada simbol tersebut kemudian memiliki makna representasi yang sama—setidaknya pada sebagian besar bangsa.

Meski kemudian ketika simbol-simbol berbentuk huruf itu ketika dirangkai dan menjadi satu bunyi tertentu yang disebut sebagai kata.

Jika kata itu dirangkai dengan kata yang lain, kumpulan kata hasil rangkaian akan menghasilkan makna yang berbeda. Inilah yang kemudian disebut sebagai bahasa dalam tulisan.

Artikel ini bukan akan membicarakan isi atau pesan dari tulisan. Namun tulisan dalam arti keterampilan menulis yang sejak zaman kuno merupakan keahlian yang diajarkan di sekolah.

Mengapa kita begitu penting mendiskusikan fenomena ini?

Ada beberapa fakta terkini yang terjadi di institusi sekolah, terutama di sekolah kelas menengah perkotaan, yang berpotensi menggerus budaya teknik menulis tersebut.

Kita memasuki era teknologi komunikasi-informasi, yang di dalamnya terdapat fenomena penggunaan gawai pada berbagai bidang kehidupan, termasuk sekolah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com