Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Pernikahan Anak, Kemenag Minta KUA Terjun ke Sekolah

Kompas.com - 07/02/2023, 13:35 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Penasihat Dharma Wanita (DWP) Kementerian Agama Eny Retno Yaqut meminta Kantor Urusan Agama (KUA) untuk bisa mencegah pernikahan anak.

Langkah yang dilakukan, yakni KUA bisa menerjunkan penyuluh-penyuluh agama yang dimilikinya bisa terjun ke sekolah.

Baca juga: Cek Syarat dan Cara Daftar S1 Unhan 2023, Kuliah Gratis Lulus Jadi TNI

Demi terjun ke sekolah, KUA bisa bekerja sama dengan Dinas Pendidikan setempat.

Hal itu demi bisa membagikan modul-modul pencegahan kawin dini kepada remaja di sekolah, kemudian dimasukkan ke salah satu media pembelajaran.

"Jadi kita harus jemput bola. Enggak bisa lagi kita mengharapkan remaja datang ke KUA untuk konsultasi," ucap dia mengutip laman Kemenag, Selasa (7/2/2023).

Saat ini, anak-anak Indonesia lebih suka melansir situs website untuk memperoleh informasi yang diinginkan.

"Untung jika website-nya benar, takutnya mereka membaca dari website yang salah," imbau Eny.

Dia mengaku, banyak sekali permasalahan yang ditemui di KUA jika menghadapi cegah kawin anak ini.

"Kalau disetujui salah, artinya dispensasinya tinggi. Kalau tidak disetujui juga menjadi masalah lagi," tegas dia.

Baca juga: 15 Perguruan Tinggi Terbaik Indonesia Versi Webometrics 2023

Sebab, anak hasil hubungan pernikahan dini bila sudah terlanjur lahir, maka akan menimbulkan masalah baru dengan pencatatan maupun lainnya.

Eny menyebut, perkawinan anak memiliki peluang yang sangat besar untuk mengalami hal-hal yang tidak diinginkan.

Yakni, seperti kekerasan fisik, psikis, seksual, dan penelantaran.

Dirjen Bimas Islam Kemenag, Kamaruddin Amin mengungkapkan, jumlah perkawinan anak di Indonesia masih sangat tinggi.

Pada tahun 2021, tercatat ada lebih dari 95 ribu peristiwa pernikahan dini (di bawah 19 tahun) dari seluruh Indonesia.

Baca juga: Dosen UGM: Ini 3 Cara Orangtua Cegah Diabetes pada Anak

"Penikahan dini banyak memberikan dampak, seperti terjadinya perceraian dini, pengasuhan yang tidak sempurna, dan juga berpotensi melahirkan keluarga-keluarga stunting yang merupakan tantangan atau masalah Indonesia berikutnya," ujar Kamaruddin Amin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com