Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Waode Nurmuhaemin
Penulis

Praktisi pendidikan, penulis buku dan novel pendidikan

Berkaca PISA Vietnam

Kompas.com - 25/01/2023, 15:17 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

DALAM wawancara di program End Game, podcast Gita Wirjawan tanggal 12 Januari 2023, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim menjawab satu pertanyaan yang diajukan tentang Programme for International Student Assessment (PISA) Indonesia.

PISA merupakan sistem ujian yang diinisasi oleh Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD), untuk mengevaluasi sistem pendidikan dari 72 negara di seluruh dunia.

Setiap tiga tahun, siswa berusia 15 tahun dipilih secara acak, untuk mengikuti tes dari tiga kompetensi dasar yaitu membaca, matematika dan sains.

Saat itu, Gita Wirjawan menanyakan kapan Indonesia bisa sama peringkatnya dengan negara-negara maju.

Dengan sangat yakin, Pak Menteri menjawab bahwa skor PISA berkorelasi dengan Gross Domestic Product (GDP) suatu negara. Tidak ada satupun negara yang GDP-nya rendah mendapat nilai PISA tinggi.

Dengan kata lain, skor PISA ditentukan oleh kemajuan ekonomi suatu negara.

Tentu saja, hal ini tidak benar dan menyesatkan. Vietnam, negara dengan GDP dan Human Index terendah di antara negara-negara partisipan PISA tahun 2012 mencatatkan performa terbaik dengan duduk di peringkat 17 untuk matematika, peringkat 19 untuk sains, dan peringkat 8 untuk membaca.

Vietnam yang baru mengikuti tes PISA tahun 2012 mengalahkan Amerika, Inggris, Australia, Jerman, Perancis, dan banyak negara maju lainnya.

Tahun 2015, peringkat Vietnam tidak kalah mengesankan, ada di peringkat 22 secara keseluruhan.

Tahun 2018, peringkat Vietnam tidak dipublikasikan karena mengikuti paper test. Menurut Vietnam News, dalam laporanya yang berjudul ”VN gets high scores but not named in PISA 2018 ranking”, menurut Kementerian Pendidikan Vietnam, negara tersebut telah menerima laporan OECD di mana Vietnam mendapat skor 505 untuk membaca (ranking 13), 496 (ranking 24) matematika, dan 543 (ranking 4) untuk sains.

Berdasarkan laporan OECD tahun 2018 yang membahas tentang Vietnam, OECD mengatakan bahwa mereka masih perlu waktu untuk menganalisa hasil tes PISA Vietnam di PISA tahun 2018 dan akan dilaporkan pada 2020.

Dalam laporan itu, EOCD juga sedikit mengulas tentang keberhasilan siswa-siswa Vietnam. Sejak tes pertama tes PISA diadakan pada 2000, negara-negara yang GDP-nya tinggi mendominasi rangking PISA teratas.

Sementara negara-negara yang GDP-nya rendah mendominasi rangking PISA terbawah. Namun, Vietnam menjungkir balikan keadaan.

Vietnam yang baru membangun negaranya tahun 1975 akibat perang yang panjang sejak 1955, menunjukan dengan jelas bahwa kemajuan ekonomi tidak berkorelasi dengan kemajuan pendidikan.

Bahkan tahun 2012, sejak Vietnam mengikuti test PISA pertama kali, Vietnam menjadi negara partisipan yang GDP dan Human Indeks terendah.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com