Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pahami Proses Belajar Anak Usia Dini lewat Pendidikan Prasekolah

Kompas.com - 14/10/2022, 10:13 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebagian besar orangtua yang memiliki anak usia dini 0 sampai 5 tahun mungkin sudah mulai memikirkan pendidikan formal atau sekolah anak mereka.

Seperti diketahui, anak usia dini berada di fase pembentukan karakter hingga pengembangan intelegensi. Mengutip Gramedia.com, anak di usia ini mampu menyerap informasi dengan sangat cepat.

Oleh karena itu, orangtua dituntut harus bisa menciptakan persiapan menuju prasekolah yang menyenangkan agar perjalanan anak usia dini menuju ke sekolah nantinya berjalan lancar.

Hal tersebut, salah satunya bisa dilakukan dengan menciptakan situasi nyaman bagi anak dengan metode belajar tanpa harus dipaksa.

Melansir id.kumonglobal.com, anak prasekolah mempunyai kemampuan yang tinggi dalam menyerap berbagai macam pembelajaran. Masa ini merupakan saat yang tepat untuk mengajarkan anak cara berkomunikasi dengan bahasa ibu.

Baca juga: PPP Klaim Telah Berkomunikasi dengan Suharso soal Penggantiannya sebagai Ketua Umum

Dengan begitu, ketika memasuki usia sekolah, anak diharapkan sudah memiliki banyak kosakata untuk mempermudah interaksi dengan lingkungannya.

Apabila kurang dalam kemampuan memahami dan mengungkapkan sesuatu, maka anak akan mengalami kesulitan berkomunikasi.

Untuk itu, memberikan stimulus kepada anak prasekolah sangat penting agar mereka dapat mengingat banyak kosakata.

Pada era sekarang ini, pemberian stimulus kepada anak prasekolah dapat dilakukan dengan cara yang menyenangkan.

Dengan Kumon, anak mampu belajar di tingkatan yang tepat.DOK. KUMON Dengan Kumon, anak mampu belajar di tingkatan yang tepat.

Penasaran apa saja? Melansir id.kumonglobal.com, berikut beberapa stimulus yang tepat diberikan kepada anak usia dini dan prasekolah.

Baca juga: Jakarta Islamic Centre Kukuhkan Mutu Pendidikan pada Lembaga Pendidikan Anak Prasekolah

1. Membacakan cerita

Membacakan cerita kepada anak dapat dilakukan sejak mereka lahir.

Anak yang sering mendengarkan cerita akan memiliki kosakata berlimpah, daya ingat berkembang dengan baik, memiliki kekayaan emosi, dan menjadi pribadi suka membaca.

2. Memperdengarkan lagu

Kegiatan mendengarkan lagu dapat menjadi lebih menyenangkan jika orangtua juga ikut menyanyikan lagu untuk si buah hati.

Dengan cara tersebut, orangtua pun dapat melihat respons anak saat mendengarkan lagu, seperti menggerakkan tangan atau tersenyum.

3. Mengajak anak berbicara

Bukan hanya orangtua, anggota lain dalam keluarga perlu mengajak anak berbicara.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com