Oleh: Inge Shafa Sekarningrum dan Ikko Anata
KOMPAS.com - Tiap orang berhak mendapat pengajaran, khususnya di sekolah. Sekolah adalah lembaga pendidikan yang melakukan kegiatan belajar-mengajar. Tujuannya adalah untuk mengedukasi para siswa dalam pengawasan guru.
Di Indonesia sendiri terdapat beberapa jenis sekolah, yaitu PAUD, TK, SD, SMP, MTs, SMA, SMK, MA, dan MAK. Meski begitu, terkadang orang-orang hanya membedakan secara umum saja, seperti swasta dan negeri.
Sebutan sekolah swasta dan negeri sudah tidak asing lagi, termasuk di Indonesia. Hal itu yang kerap kali menjadi pembahasan para orangtua dan juga murid. Baik itu obrolan tentang lembaga pendidikan yang cocok untuk anak, sampai perbandingan seru antara murid.
Anya dan Bani dalam siniar Kosan HAI bertajuk “Adu Sekolah! Swasta VS Negeri” mengadu sekolah swasta dan negeri. Obrolan seru mereka mengupas banyak hal dari adu kenakalan, adu senioritas mana yang paling seram, adu fasilitas, hingga hal-hal yang terlintas di pikiran keduanya saat sekolah dulu.
Banni menyebutkan bahwa sebagian orang mempunyai stereotip anak yang sekolah di swasta karena mereka tidak bisa masuk sekolah negeri, atau bisa dikatakan tidak lolos. Padahal, tidak. Anya menambahkan, “Bisa jadi, anak yang masuk di sekolah swasta karena orangtuanya mempunyai rezeki lebih.”
Baca juga: Memaksimalkan Work From Anywhere
Ada juga orangtua yang mengharuskan anaknya bersekolah di sekolah negeri karena lebih efisien. Dan banyak alasan lainnya, meski kedua sekolah tersebut sama-sama tempat yang baik untuk menimba ilmu.
Lantas, apa saja perbedaan sekolah swasta dan negeri? Melansir Kompasiana, berikut serba-serbi perbedaannya.
Di sekolah negeri, pemerintah mengucurkan dana yang dinamakan dana BOS yang sudah ditentukan jumlahnya. Dana tersebut digunakan untuk biaya operasional bagi pengelolaan sekolah. Tentu hal ini menjadi perbedaan dan alasan mengapa sekolah negeri tergolong lebih murah dibandingkan sekolah swasta.
Pendanaan yang dikeluarkan dari peserta didik biasanya sudah melalui kesepakatan antara pihak sekolah dan orangtua. Biaya tersebut digunakan untuk program-program yang tidak masuk ke dalam pendanaan BOS. Seperti seragam sekolah, buku tambahan, dan biaya untuk ekstrakulikuler.
Untuk sekolah swasta, biayanya pun mungkin berbeda dari awal masuk. Seperti biaya untuk pendaftaran, tes (jika ada), seragam, uang gedung, dan lain sebagainya.
Bukan lagi menjadi hal yang mengejutkan jika sekolah swasta memiliki fasilitas yang lebih lengkap dan memadai dibanding sekolah negeri. Sarana lengkap ini berbanding lurus dengan biaya yang harus dikeluarkan oleh orangtua dari peserta didik.
Tentunya, semakin lengkap fasilitas, sarana, dan prasarana yang ada di sekolah tersebut, akan semakin besar pula biaya yang akan dikeluarkan oleh wali murid.
Berbeda dengan fasilitas di sekolah negeri yang tergolong minim karena tergantung pada pendanaan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Namun, sekolah negeri saat ini sudah banyak yang memiliki komputer, UKS yang memadai, hingga alat pendukung kegiatan belajar-mengajar lainnya.
Jika jumlah siswa di sekolah negeri sangat banyak sampai dibentuk beberapa kelas paralel, berbanding terbalik dengan sekolah swasta yang jumlah siswanya cenderung terbatas. Di sekolah negeri khususnya SMP dan SMA biasanya memiliki minimal tujuh ruang kelas.