Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Mahasiswa Bunuh Diri, Psikolog: Penyebab Tidak Hanya Satu Faktor

Kompas.com - 11/10/2022, 06:27 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Baru-baru ini, masyarakat dihebohkan dengan peristiwa mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) bunuh diri, Sabtu (8/10/2022) silam.

Korban nekat melompat dari lantai 11 sebuah hotel di kawasan Depok, Sleman, DIY. Peristiwa tersebut tentu disayangkan banyak orang.

Meski sebenarnya kasus bunuh diri cukup sering terjadi namun peristiwa tersebut banyak menyedot perhatian karena aksi bunuh diri dilakukan di tempat umum.

Bunuh diri yang dilakukan mahasiswa UGM ini juga menjadi perhatian para psikolog di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Baca juga: 7 Solusi bagi Mahasiswa yang Salah Pilih Jurusan Kuliah

Penyebab orang bunuh diri bukan karena satu faktor saja

Psikolog Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta Brigitta Erlita Tri Anggadewi turut memberikan pandangannya. Menurutnya, peristiwa bunuh diri tidak hanya disebabkan satu faktor saja.

Penyebab bunuh diri, lanjut Erlita, biasanya karena ada permasalahan mental atau gangguan psikologis terlebih dahulu.

Gangguan psikologis itu bisa berupa depresi, kecemasan tinggi, personality disorder hingga gangguan mood atau suasana hati. Selain itu, orang bisa terlintas untuk melakukan bunuh diri juga karena faktor kepribadian.

Faktor psikologis yang menyebabkan seseorang terbersit untuk melakukan bunuh diri bisa juga karena belum memiliki jiwa atau karakter yang tangguh. Atau karena memiliki tipikal mudah sensitif, sering baper karena keadaan.

Erlita menambahkan, ada faktor lain yang menyebabkan seseorang memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Yakni karena faktor keluarga, teman dekat atau pacar. Ada seseorang yang kesulitan untuk beradaptasi dengan situasi baru.

"Pada intinya orang nekat melakukan bunuh diri tidak hanya dilihat dari satu faktor. Karena bisa saja bagi kita sesuatu yang terjadi itu bukan suatu masalah namun bagi orang lain itu jadi suatu masalah banget," papar Erlita kepada Kompas.com, Senin (10/10/2022).

Baca juga: Unpar Buka Beasiswa Tanpa Tes bagi Maba 2023, Cek Syaratnya

Harus jadi pribadi yang tangguh

Dosen USD Yogyakarta yang saat ini tengah menempuh pendidikan S3 di Universitas Gadjah Mada (UGM) ini menegaskan, daya juang yang dimiliki masing-masing pribadi berbeda-beda.

Kemampuan mengatasi suatu permasalahan dan kemampuan untuk beradaptasi itu juga berpengaruh pada seseorang bisa menemukan solusi dari permasalahan yang dihadapi.

Erlita menjelaskan, keberadaan support system sangat penting. Yakni dari keluarga, teman-teman dan orang tedekat.

Dalam hal ini, untuk mencegah seseorang mengakhiri hidupnya, juga perlu kesadaran dari masyarakat sekitar.

Masyarakat juga harus peka jika ada orang yang mengalami perubahan perilaku. Seperti mengurung diri di kamar atau melakukan hal yang di luar kebiasaannya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com