Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pondok Pesantren Gontor Akui Ada Bullying Kasus Tewasnya Santri

Kompas.com - 06/09/2022, 10:47 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pondok Pesantren (Ponpes) Darussalam Gontor, Ponorogo Jawa Timur merespons kasus santri AM asal Palembang yang tewas dianiaya santri lain. 

Juru bicara Pondok Pesantren Gontor, Noor Syahid membenarkan adanya kasus santri Ponpes Gontor yang tewas dianiaya. 

"Atas nama pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo Jawa Timur saya selaku juru bicara Pondok dengan ini menyampaikan terkait wafatnya Almarhum ananda AM santri Gontor asal Palembang pada Senin pagi 22 Agustus," ujarnya dari keterangan resmi yang didapat Kompas.com.

Noor mengatakan, dari penelusuran Pondok Pesantren Gontor, kasus bullying ini sudah terjadi dan sudah ditangani dengan tegas. 

Santri AM yang meninggal dunia karena dianiaya terungkap dari aduan ibu AM bernama Soimah kepada pengacara kondang Hotman Paris.

Baca juga: Ciri-ciri Pelaku dan Korban Bullying, Berikut Upaya Pencegahannya

Video aduan Soimah ini kemudian diunggah ke akun Instagram @hotmanparisofficial.

Dalam video itu, Hotman meminta Polda Jatim merespons kasus itu. Sebab, orangua AM merasa ada kejanggalan dalam kematian anaknya tersebut.

Misalnya, menyebut kalau jenazah mendiang AM banyak mengeluarkan darah.

Bahkan kain kafan sampai harus diganti dua kali sebelum dimakamkan oleh keluarganya. Termasuk banyaknya lebam pada tubuh anaknya.

AM disebut meninggal karena kelelahan oleh Uztad Agus, wali dari Pondok Pesantren Gontor yang mengantarkan jenazah AM ke Palembang. 

Untuk hal ini, Noor menyampaikan beberapa respons akan kasus ini, berupa tiga poin penting. Berikut rinciannya:

1. Menyayangkan aksi bullying

Pertama, Pondok Modern Darussalam Gontor dengan ini memohon maaf sekaligus berbela sungkawa yang sebesar-besarnya atas wafatnya almarhum ananda AM, khususnya kepada orangtua dan keluarga almarhum di Sumatera Selatan.

Pihaknya menyesali terjadinya peristiwa yang berujung pada wafatnya almarhum.

"Untuk itu upaya pondok pesantren yang concern terhadap pendidikan karakter anak, tentu sama berharap agar peristiwa seperti ini tidak terjadi lagi di kemudian hari," tambahnya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com