Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ujian Doktor UGM: Cegah Perilaku Merokok dengan Pemberdayaan Remaja

Kompas.com - 17/12/2021, 06:07 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Perilaku merokok pada remaja di Indonesia tergolong tinggi. Bahkan prevalensi merokok pada remaja berusia 10-18 tahun sejak 2013 terus meningkat yaitu dari 7,2 persen menjadi 9,1 persen.

Tak hanya itu saja, proporsi perokok saat ini pada penduduk berusia di atas sepuluh tahun lebih banyak terjadi di pedesaan dibandingkan dengan di perkotaan.

Yakni dengan persentase 30,3 persen dan 27,6 persen. Remaja berusia 10-19 tahun di pedesaan yang merokok tiap hari sebesar 59,7 persen.

Baca juga: 12 Tips Meredakan Sakit Kepala dari Universitas Nasional

Hal itu diungkapkan mahasiswa Program Doktor Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK UGM), Heni Trisnowati pada Ujian Terbuka Program Doktor, Kamis (16/12/2021).

Dorong pemberdayaan remaja

Heni mengembangkan model pemberdayaan remaja dalam program pencegahan perilaku merokok pada setting masyarakat perdesaan dengan nama JayaStar.

Adapun penelitian dilakukan terhadap kelompok remaja yang berusia 17-25 tahun di Desa Pleret dan Desa Wonolelo, Kabupaten Bantul, DIY.

"Pengembangan strategi pemberdayaan remaja dalam program pencegahan perilaku merokok dilakukan dengan cara membuat daftar program aktivasi untuk meningkatkan domain pemberdayaan," ujarnya dikutip dari laman UGM.

Menurutnya, pemberdayaan remaja itu menekankan adanya partisipasi remaja selama proses penelitian, sehingga diperlukan hubungan yang baik antara remaja dengan peneliti dan hubungan yang baik antara peneliti dengan masyarakat secara umum.

Determinan proses pemberdayaan remaja salah satunya adalah predisposing remaja yang mencakup:

  • motivasi bergabung di organisasi
  • lama bergabung di organisasi
  • pengalaman keterlibatan pada program pencegahan merokok
  • significant others
  • lingkungan merokok

Baca juga: Cara Mencegah Flu pada Anak dari Stikes Panti Kosala

Sementara determinan struktur kelompok mencakup:

  • ada tidaknya insentif atau reward
  • proses pengambilan keputusan
  • hubungan dengan kelompok dewasa
  • peluang terlibat
  • ketersediaan sumber daya
  • dukungan

Selain itu, terdapat pula determinan iklim kelompok yaitu:

  • ketahanan kelompok
  • kekompakan kelompok
  • efikasi kolektif
  • efikasi outcome

"Ketiga faktor tersebut mempunyai peran penting terhadap keberhasilan proses pemberdayaan remaja dalam program pencegahan dan pengendalian merokok," terang Heni.

Adapun implementasi pemberdayaan merupakan pelaksanaan dari program aktivasi yang telah disepakati, di antaranya meliputi:

1. outbound dan pelatihan calon relawan

2. pelatihan terkait dampak rokok ataupun vapor terhadap kehidupan remaja diskusi

3. praktik membuat video kampanye kesehatan

Program inisiasi berhasil dilakukan

Dari hasil penelitiannya itu, inisiasi program pemberdayaan remaja untuk pencegahan dan pengendalian perilaku merokok berbasis masyarakat di wilayah perdesaan berhasil dilakukan.

Indikator keberhasilan pemberdayaan dapat dilihat dari sembilan domain pemberdayaan dan program yang terbukti menghasilkan output perubahan individu dan kelompok.

Baca juga: Tips Menurunkan Berat Badan dari Prodi Gizi UAI

Sementara replikasi program pemberdayaan serupa di tempat lain, menurutnya, sangat memungkinkan dengan mempertimbangkan kesamaan karakteristik sasaran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com