Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teliti Labuan Bajo, Ibas Raih Gelar Doktor dari IPB University

Kompas.com - 11/06/2021, 11:18 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Putra Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, yakni Edhie Baskoro berhasil menyelesaikan sidang promosi doktornya.

Edhie tercatat sebagai mahasiswa program Doktor Program Studi Manajemen dan Bisnis, Sekolah Bisnis IPB University.

Pada sidang promosinya tersebut, Ibas, begitu panggilan akrabnya, menyajikan hasil penelitian lapangan tentang Strategi Pembiayaan dan Investasi untuk Pengembangan Pariwisata Terpadu yang Berkelanjutan dan Inklusif.

Anggota DPR RI dari Fraksi Demokrat ini melakukan penelitian dengan studi kasus pariwisata di Labuan Bajo. Penelitiannya itu dibimbing langsung oleh Prof Hermanto Siregar, Prof Noer Azam Achsani dan Dr Tony Irawan.

Baca juga: 5 Cara Usir Tikus di Rumah dari Pakar Tikus IPB

Ibas memilih Labuan Bajo karena Labuan Bajo merupakan salah satu destinasi pariwisata super prioritas dan dikategorikan sebagai wisata super premium. Oleh karena itu, dalam memaksimalkan potensinya, tentu harus diimbangi dengan kebijakan pembiayaan dan investasi yang tepat.

“Dari penelitian yang saya lakukan, mayoritas pelaku usaha berskala mikro, bergerak di bidang penyedia makanan dan minuman, serta berbentuk usaha perorangan,” ujarnya,dilansir dari laman ipb.ac.id.

Selama paparan, Ibas mengatakan pelaku usaha di Labuan Bajo memiliki kinerja keuangan yang cukup baik, namun belum efisien dalam pengelolaan aset lancar.

Dirinya juga menyebut, terdapat 13 variabel yang berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pelaku usaha. Variabel-variabel tersebut adalah tingkat pendidikan, bentuk usaha, jenis usaha, skala usaha, lokasi usaha, jarak tempat tinggal ke lokasi usaha, jumlah karyawan, besaran modal awal, sumber pemodalan, akses finansial, adopsi teknologi, keikutsertaan organisasi dan kemitraan usaha.

Melalui penelitiannya itu, Ibas menemukan bahwa peningkatan investasi memberikan dampak yang paling kuat dalam meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan. Menurutnya, strategi pembiayaan dan investasi perlu disusun dengan melibatkan pendapat para pakar dan pemangku kebijakan di tingkat nasional.

Baca juga: Peneliti IPB Temukan Minuman Penurun Gula Darah Berbasis Rempah

“Strategi pembiayaan dan investasi diutamakan dari inisiatif pemerintah yang diharapkan dapat mendorong mekanisme pembiayaan lainnya melalui kombinasi dari swasta, KPBU (kerjasama pemerintah dan badan usaha), perbankan, dan lembaga keuangan non-bank,” ujar Ibas. 

Lebih lanjut, Ibas menjelaskan ada implikasi manajerial antar pelaku usaha sehingga perlunya master plan pariwisata yang terpadu, berkelanjutan dan inklusif, serta mengimplementasikan four track strategy (pro-growth, pro-jobs, pro-poor, dan pro-environment).

Empat elemen itu, kata Ibas juga memperhatikan aspek 3C (National Connectivity, Regional Cycle dan Global Cycle). Tidak hanya itu, peningkatan kualitas sumberdaya manusia (SDM) melalui sarana-prasarana dan penguatan kurikulum.

Sementara, dari sisi infrastruktur dan teknologi, perlu diupayakan pengelolaan big data, pembangunan infrastruktur dan fasilitas umum, pengembangan teknologi serta aplikasi pendukung pariwisata.

“Diperlukan peningkatan anggaran pemerintah, investasi swasta, serta penguatan peran lembaga keuangan bank dan non-bank,” pungkasnya.

Dari penelitiannya tersebut, Ibas telah berhasil mempublikasikan empat artikel di dalam jurnal ilmiah salah satunya adalah jurnal yang terindeks scopus.

Baca juga: Beasiswa S2 di Kampus Terbaik Australia, Bebas Biaya Kuliah dan Hidup

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com