Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertama Kali, Politeknik Negeri Kupang Punya Profesor

Kompas.com - 09/12/2020, 21:16 WIB
Dian Ihsan,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Politeknik Negeri Kupang (PNK) mengukuhkan Adrianus Amheka sebagai guru besar di bidang teknik mesin sistem energi lingkungan. Pengukuhan berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 30 Juni 2020, sekaligus membuat politeknik ini memiliki guru besar untuk pertama kalinya

Direktur Politeknik Negeri Kupang, Nonce Farida Tuati mengatakan, lahirnya guru besar pertama pada lembaga tersebut adalah sebuah kebanggaan sekaligus tantangan bagi jajaran dosen di lingkup lembaga vokasinya.

Baca juga: 5 Keuntungan Kuliah di Perguruan Tinggi Vokasi, Yuk Simak!

"Butuh perjuangan dan ikhtiar yang kukuh,untuk meraih jabatan akademik mengingat sejumlah syarat yang berat dan sulit," ungkap dia melansir laman Kemendikbud, Rabu (9/12/2020).

Dia berharap capaian tertinggi pada bidang akademik ini akan berkontribusi bagi kemajuan masyarakat, bangsa dan negara. Pada lingkup politeknik negeri di Indonesia, baru terdapat 17 profesor dan salah satu di antaranya berada di PNK.

"Kami sangat berbangga atas momentum ini, namun kami tetus mendorong agar akan terlahir profesor-profesor lainnya dari lembaga ini," katanya.

Dosen pendidikan vokasi didorong ke gelar profesor

Direktur Jendereral Pendidikan Vokasi Kemendikbud, Wikan Sakarinto mendorong jajaran dosen di lembaga pendidikan vokasi untuk terus terpacu mencapai gelar profesor. Dengan lahirnya profesor terapan tambahnya akan membuka ruang besar bagi kemajuan SDM dan produk karya bangsa Indonesia.

Pencapaian riset terapan yang dihasilkan perguruan tinggi, dia mengharapkan, bisa menghasilkan produk Indonesia yang mendunia.

Guru besar terapan akan lebih menghasilkan ekosistem riset terapan dan ekosistem pembelajaran yang lebih memastikan lulusan kompeten, tidak pada hards kill saja tetapi soft skill yang kuat.

Baca juga: Dirjen Vokasi Ingin Kirimkan Talenta Terbaik ke Seluruh Dunia

"Kami menanti teknologi terapan untuk kelestarian lingkungan kita," tutur Wikan.

Wikan mengatakan, jika riset vokasi atau riset terapan, hanya berhenti pada paper/publikasi saja tanpa penerapan, tanpa hilirisasi produk riset ke pasar atau masyarakat, maka kurang punya makna terapannya dan kurang bermanfaat. Oleh karenanya, penting untuk diimplementasikan.

"Kita sudah terbiasa impor. Ini bukan Indonesia di masa depan. Samsung dari Korea. Ipin Upin masih impor dari Malaysia. Daya kreasi kita diharapkan diperkuat dan dipertegas harus sampai menghilirkan produk riset ke pasar," tegas dia.

SDM kampus terus dikembangkan

Lanjut Nonce menjelaskan, pengembangan sumber daya manusia (SDM) pada lembaga pendidikan di kampus PNK terus dilakukan. Hal ini demi menjadikan lembaga ini sebagai lembaga unggul dan memiliki daya saing mumpuni untuk menghasilkan sumber daya yang berkualitas. Kerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi di luar negeri menjadi sebuah keniscayaan.

Saat ini, kata dia, ada sejumlah dosen yang dikirim menggunakan beasiswa untuk menempuh pendidikan di sebuah universitas di Taiwan. Tidak hanya itu, kerjasama pendidikan juga dilakukan dengan sejumlah perguruan tinggi di dalam negeri.

"Saya harap nantinya pemerintah daerah (Pemda) bisa memanfaatkan sejumlah sumber daya lokal yang mumpuni untuk pembangunan daerah. Semua ini untuk kepentingan peningkatan kualitas output pendidikan dari Politeknik Negeri Kupang," tegas Nonce.

Guru Besar Bidang Teknik Mesin Sistem Energi Lingkungan, Adrianus Amheka menambahkan, gelar profesor yang dicapainya bukan miliknya sebagai personal, tetapi milik bersama.

Baca juga: Siswa Vokasi, LPDP Kemenkeu Bakal Buka Beasiswa di 2021

"Ini dimaksud agar akan ada kontribusi signifikan bagi kesejahteraan masyarakat yang lebih luas," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com