Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KLARIFIKASI] Peringatan dari AS Bukan Prediksi Penyerangan Konser di Moskwa

Kompas.com - 02/04/2024, 18:40 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

klarifikasi

klarifikasi!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.

KOMPAS.com - Beredar narasi yang mengaitkan peringatan dari Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Rusia dengan serangan di gedung konser Moskwa, Rusia, pada Jumat, 22 Maret 2024.

Beberapa minggu sebelum penyerangan, Kedutaan Besar AS di Rusia memberikan peringatan untuk menghindari kerumunan dalam jumlah besar selama 48 jam.

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut keliru dan perlu diluruskan.

Narasi yang beredar

Surat peringatan untuk menghindari kerumunan dari AS disebarkan oleh akun Facebook ini, ini dan Instagram ini.

Narasi yang disertakan menyoroti peringatan untuk menghindari konser di gedung pertunjukan Crocus City Hall.

Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Senin (25/3/2024):

Amerika Serikat telah memperingatkan kejadian penyerangan teroris ke gedung pertunjukan Crocus City Hall, Moskow, Rusia, sebelum Vladimir Putin terpilih sebagai presiden untuk periode kelimanya.

Serangan tersebut terjadi hanya beberapa minggu setelah Kedutaan Besar AS di Rusia mengeluarkan peringatan keamanan kepada warga AS yang ada di Moskow. Kedutaan AS menyatakan bahwa mereka "mengamati laporan bahwa para ekstremis memiliki rencana untuk menargetkan pertemuan besar di Moskow, termasuk konser".

Beberapa teori muncul bahwa serangan itu terjadi karena ada hubungannya dengan pengumuman kerjasama Rusia dan China dengan Yaman di Laut Merah. Hal ini dapat dianggap sebagai peringatan dari AS-CIA kepada musuh-musuhnya. Tanggapan lo?

Tangkapan layar konten dengan konteks keliru di sebuah akun Facebook, Senin (25/3/2024), soal peringatan menghindari kerumunan dari Kedutaan Besar AS di Moskwa yang dikaitkan dengan prediksi atau bukti keterlibatan AS atas penyerangan konser.akun Facebook Tangkapan layar konten dengan konteks keliru di sebuah akun Facebook, Senin (25/3/2024), soal peringatan menghindari kerumunan dari Kedutaan Besar AS di Moskwa yang dikaitkan dengan prediksi atau bukti keterlibatan AS atas penyerangan konser.

Penelusuran Kompas.com

Pada 7 Maret 2024 atau dua minggu sebelum penembakan, Kedutaan AS di Rusia mengeluarkan peringatan untuk menghindari kerumunan selama 48 jam.

Peringatan dikeluarkan lantaran Kedutaan AS memantau laporan adanya rencana dari para ekstremis pada pertemuan besar di Moskwa, termasuk konser.

Dikutip dari Reuters, peringatan dikeluarkan beberapa jam setelah dinas keamanan Rusia menyatakan telah menggagalkan serangan terhadap sebuah sinagoga di Moskwa oleh sel Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) atau Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS).

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller saat konferensi pers, Senin (25/3/2024), mengatakan, AS telah memperingatkan Rusia tentang kemungkinan serangan dalam beberapa minggu terakhir.

Dilansir Reuters, juru bicara Kedutaan Besar AS di Moskwa, Jenny Palmer mengatakan, pemerintah AS berbagi informasi keamanan dengan pihak berwenang Rusia.

AS juga memiliki kebijakan untuk wajib memberi peringatan yang sudah lama diterapkan di seluruh pemerintahan.

Peringatan itu bukanlah bukti keterlibatan AS atau prediksi serangan di Moskwa. Ini dibuktikan dengan tidak adanya peringatan serupa di situs Kedutaan Besar AS di Rusia menjelang serangan pada 22 Maret 2024.

Kesimpulan

Peringatan menghindari kerumunan dari Kedutaan Besar AS bukanlah prediksi atau bukti keterlibatan AS atas penyerangan konser di Moskwa.

Peringatan dibuat usai pihak keamanan Rusia menggagalkan serangan terhadap sebuah sinagoga di Moskwa oleh ISIS. Tidak ada peringatan serupa yang dibuat menjelang serangan pada 22 Maret 2024.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[HOAKS] Foto Ular Raksasa di Carolina Selatan

[HOAKS] Foto Ular Raksasa di Carolina Selatan

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Warga Rafah Bikin Video Rekayasa Serangan Israel

[HOAKS] Warga Rafah Bikin Video Rekayasa Serangan Israel

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Presiden FIFA Minta Laga Indonesia Vs Guinea Diulang

[HOAKS] Presiden FIFA Minta Laga Indonesia Vs Guinea Diulang

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Undian Berhadiah 30 Motor dalam Rangka Ulang Tahun

[HOAKS] Undian Berhadiah 30 Motor dalam Rangka Ulang Tahun

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Wawancara Raffi Ahmad soal Situs Judi

[HOAKS] Video Wawancara Raffi Ahmad soal Situs Judi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Ustaz Solmed Promosikan Situs Judi

[HOAKS] Video Ustaz Solmed Promosikan Situs Judi

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks FIFA Ulang Laga Indonesia Vs Uzbekistan, Simak Bantahannya

INFOGRAFIK: Hoaks FIFA Ulang Laga Indonesia Vs Uzbekistan, Simak Bantahannya

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Konteks Keliru, Pria yang Kibarkan Bendera Palestina Bukan Raja Denmark

INFOGRAFIK: Konteks Keliru, Pria yang Kibarkan Bendera Palestina Bukan Raja Denmark

Hoaks atau Fakta
Kompilasi Foto Hewan Menakjubkan yang Dibuat dengan AI Generatif...

Kompilasi Foto Hewan Menakjubkan yang Dibuat dengan AI Generatif...

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Ular Piton Menelan Anak Kecil

[HOAKS] Video Ular Piton Menelan Anak Kecil

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Video Hashim dan Prabowo Terkait Janji Politik Disajikan dalam Konteks Keliru

INFOGRAFIK: Video Hashim dan Prabowo Terkait Janji Politik Disajikan dalam Konteks Keliru

Hoaks atau Fakta
Cahaya Langit Aurora Tidak Terkait Eksperimen HAARP

Cahaya Langit Aurora Tidak Terkait Eksperimen HAARP

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Vladimir Putin Umumkan Rusia Akan Bersatu dengan Yaman

[HOAKS] Video Vladimir Putin Umumkan Rusia Akan Bersatu dengan Yaman

Hoaks atau Fakta
Hoaks Terkait Sandra Dewi, Dijemput Paksa Polisi dan Temuan Emas Batangan

Hoaks Terkait Sandra Dewi, Dijemput Paksa Polisi dan Temuan Emas Batangan

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Warga Gaza Buat Video Rekayasa untuk Tarik Simpati

[HOAKS] Warga Gaza Buat Video Rekayasa untuk Tarik Simpati

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com