KOMPAS.com - Prabowo Subianto menilai bahwa proses demokrasi yang berjalan di Indonesia sangat melelahkan, berantakan, dan mahal.
Pernyataan ini disampaikan Prabowo setelah mengikuti Pemilihan Presiden 2024 sebagai calon presiden, saat menghadiri Mandiri Investment Forum di Jakarta, 5 Maret 2024.
"Dan izinkan saya memberi kesaksian bahwa demokrasi sangat-sangat melelahkan, demokrasi sangat berantakan. Demokrasi sangat costly (makan biaya). Dan kita sampai sekarang masih tidak puas dengan demokrasi kita," ujar Prabowo.
Jika menjawab secara sederhana, pernyataan Prabowo ini benar. Akan tetapi, ada kompleksitas tertentu dalam proses demokrasi di Indonesia yang perlu diuraikan.
Konsep demokrasi di Indonesia yang menempatkan pentingnya musyawarah untuk mencapai konsensus terkadang memakan waktu.
Kondisi ini menjadikan ada pihak yang merasa kelelahan. Apalagi, banyak juga keputusan yang dinilai tidak memuaskan semua pihak.
Adapun pernyataan terkait mahalnya demokrasi disebabkan kondisi saat ini. Ada budaya patron-klien (relasi timbal balik atau balas jasa), serta pendidikan politik yang minim.
Kemiskinan dan ketimpangan juga kerap menjadi komoditas politik. Tidak heran jika marak terjadi politik uang, juga politisasi bantuan sosial.
Apa lagi yang menyebabkan kondisi demokrasi di Indonesia membuat pelakunya merasa kelelahan?
Simak penjelasannya dalam infografik berikut ini:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.View this post on Instagram