KOMPAS.com - Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) memiliki machine learning yang membuatnya berkembang. Gambar yang dihasilkan kian sulit dideteksi atau dibedakan.
Teknologi AI membuat siapa saja bisa menghasilkan gambar manipulatif hanya dengan memasukkan kata atau prompt khusus.
Contohnya, gambar Paus Fransiskus memakai mantel musim dingin berwarna putih yang viral di media sosial tahun lalu.
Gambar tersebut merupakan hasil manipulasi AI, namun tampak nyata seolah-olah otentik hasil jepretan kamera.
Meski tampak nyata, gambar AI bukan tanpa cacat. Ada sejumlah tools yang dapat mendeteksi gambar hasil rekayasa AI.
Berikut delapan tools yang dapat dimanfaatkan untuk mendeteksi gambar AI.
Hive Moderation mengembangkan tools untuk mendeteksi konten buatan AI. Ada versi demo yang dapat diakses secara daring.
Caranya mudah, yakni dengan memasukkan gambar lalu Hive Moderation akan menampilkan hasil probabilitas apakah gambar itu asli atau dibuat dengan AI.
Hugging Face dikembangkan pada Oktober 2022. Tools yang dapat diakses secara gratis ini juga dapat mengidentifikasi gambar.
Konsepnya sama, yakni dengan mengunggah gambar ke situs Hugging Face. Hasil pendeteksian akan menampilkan persentase gambar buatan dan asli.
Situs lainnya yang dapat digunakan untuk mendeteksi gambar rekayasa, yakni Is It AI.
Tools ini juga dapat membantu mengetahui kemungkinan suatu gambar dibuat oleh manusia atau algoritma AI.
Akan muncul persentase "AI" dan "Human" ketika gambar dimasukkan pada kolom pendeteksi gambar. Jika persentase AI lebih besar, kemungkinan gambar tersebut bukan buatan manusia.
Illuminarty akan menampilkan probabilitas suatu gambar yang dibuat dengan AI.
Tim Cek Fakta Kompas.com memasukkan gambar Paus Fransiskus mengenakan mantel putih dan hasilnya menunjukkan probabilitas gambar AI sebanyak 87 persen.