Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CEK FAKTA: Benarkah Pemecatan Prabowo Tak Terkait Kerusuhan Mei 1998?

Kompas.com - 21/02/2024, 16:30 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

KOMPAS.com - Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Cheryl Tanzil menyebutkan, pemecatan Prabowo Subianto dari dinas kemiliteran tidak ada hubungannya dengan peristiwa kerusuhan Mei 1998.

Dalam acara "Pilpres Sebentar Lagi, Anak Muda Pilih Siapa?" di TvOnepada 9 Februari 2024, juru bicara Tim Kampanye Nasional Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka ini mengutip pernyataan aktivis hak asasi manusia (HAM) Munir Said Thalib.

"Lalu saya juga ingin mengutip almarhum Munir. Di salah satu tayangan televisi, almarhum Munir pernah mengatakan bahwa betul Pak Prabowo ini dipecat tidak ada hubungannya dengan Mei 98. Ini konspirasi politik," kata Cheryl.

Bagaimana faktanya?

Pernyataan Munir terkait pemecatan Prabowo disampaikan dalam talk show atau gelar wicara di SCTV pada 8 Oktober 1999. Selain Munir, hadir pula juru bicara Prabowo, yakni Fadli Zon.

Sebagai Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), Munir dimintai pendapatnya mengenai tuntutan dari keluarga Djojohadikusumo.

Mereka menuntut pemerintah agar membersihkan nama mantan Panglima Komando Cadangan Strategis TNI AD (Pangkostrad) Letnan Jenderal Prabowo Subianto.

Pemecatan Prabowo diumumkan oleh Menhankam/Panglima ABRI, Wiranto, pada Senin, 24 Agustus 1998, berdasarkan rekomendasi Dewan Kehormatan Perwira (DKP) yang diketuai KSAD Jenderal Subagyo Hadisiswoyo.

Tidak hanya Prabowo, Wiranto juga membebaskan dua perwira lain dari semua tugas dan jabatan struktural di ABRI.

Mereka adalah mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus Mayjen TNI Muchdi Purwopranjono dan mantan Komandan Grup IV Kopasuss Kol (Inf) Chairawan.

Dikutip dari Artikel Harian Kompas, 29 Desember 1998, Mereka dituduh terkait erat dengan kasus penculikan aktivis mahasiswa.

Kemudian pada Kamis, 7 Oktober 1999, pengusaha sekaligus adik kandung Prabowo, Hashim Djojohadikusumo, menyatakan, pemberhentian Prabowo merupakan tindakan yang keliru dan penuh ketidakadilan.

Ia mengatakan, hal itu menunjukkan bahwa Prabowo hanya korban fitnah, konspirasi politik, dan pembunuhan karakter. Atas dasar itu, pihak Prabowo menyusun gugatan.

Selain itu, pernyataan Hashim juga terkait surat Menteri Sekretaris Negara Muladi, pada 13 September 1999, yang ditujukan pada Ketua Komnas HAM mengenai tindak lanjut penanganan akibat kerusuhan Mei 1998.

Dilansir Harian Kompas, 8 Oktober 1999, isi surat yang menjadi perhatian Hashim yakni, "Tentang dugaan keterlibatan Letjen Prabowo Subianto dalam peristiwa kerusuhan yang terjadi pada Mei 1998, yang dimulai dengan adanya pertemuan di Markas Kostrad, berdasarkan penyelidikan yang kami lakukan, ternyata tidak terdapat cukup bukti yang memperkuat dugaan itu."

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[HOAKS] Puan Promosikan Obat Nyeri Sendi

[HOAKS] Puan Promosikan Obat Nyeri Sendi

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Azan Berkumandang di Lancaster House, Bukan Istana Buckingham

[KLARIFIKASI] Azan Berkumandang di Lancaster House, Bukan Istana Buckingham

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks The Simpsons Prediksi Nyamuk Wolbachia, Simak Penjelasannya

INFOGRAFIK: Hoaks The Simpsons Prediksi Nyamuk Wolbachia, Simak Penjelasannya

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Beredar Hoaks Sri Mulyani Sebut Jokowi Lunasi Utang Negara di Sidang MK

INFOGRAFIK: Beredar Hoaks Sri Mulyani Sebut Jokowi Lunasi Utang Negara di Sidang MK

Hoaks atau Fakta
Fakta Timnas Indonesia: Patahkan Tradisi Olimpiade Korsel, Brace Perdana Rafael Struick

Fakta Timnas Indonesia: Patahkan Tradisi Olimpiade Korsel, Brace Perdana Rafael Struick

Data dan Fakta
Benarkah Penembak Jitu Disiagakan Saat Unjuk Rasa Pro-Palestina di Ohio State University?

Benarkah Penembak Jitu Disiagakan Saat Unjuk Rasa Pro-Palestina di Ohio State University?

Hoaks atau Fakta
Konten Satire soal Batas Usia Pengguna Spotify

Konten Satire soal Batas Usia Pengguna Spotify

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto RA Kartini Memakai Kerudung dan Kacamata

[HOAKS] Foto RA Kartini Memakai Kerudung dan Kacamata

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] KPU Jatim Belum Keluarkan Spesimen Surat Suara Pilkada 2024

[KLARIFIKASI] KPU Jatim Belum Keluarkan Spesimen Surat Suara Pilkada 2024

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Bantuan Dana Rp 75 Juta dari BPJS Kesehatan

[HOAKS] Bantuan Dana Rp 75 Juta dari BPJS Kesehatan

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Bendera GAM Berkibar Setelah Prabowo Menang Sengketa Pilpres di MK

[HOAKS] Bendera GAM Berkibar Setelah Prabowo Menang Sengketa Pilpres di MK

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Momen Surya Paloh Cium Tangan Jokowi Sebelum Pilpres 2024

[VIDEO] Momen Surya Paloh Cium Tangan Jokowi Sebelum Pilpres 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Anak di Jayapura Tidak Tertular Virus Misterius yang Menyebar Lewat Angin

[KLARIFIKASI] Anak di Jayapura Tidak Tertular Virus Misterius yang Menyebar Lewat Angin

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks, Video Jet Misterius Terlihat Dekat Israel

INFOGRAFIK: Hoaks, Video Jet Misterius Terlihat Dekat Israel

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Konteks Keliru, Jokowi Dinarasikan Mengancam Rakyat

INFOGRAFIK: Konteks Keliru, Jokowi Dinarasikan Mengancam Rakyat

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com