KOMPAS.com - Pada Pemilihan Umum atau Pemilu 2024, Komisi Pemilihan Umum (KPU) menggunakan sistem khusus untuk penghitungan dan rekapitulasi surat suara yang disebut Sirekap.
KPU mengembangkan Sirekap sebagai alat bantu untuk menjaga kemurnian hasil perolehan suara di tempat pemungutan suara (TPS). Aplikasi ini bekerja dengan cara merekam data autentik dokumen hasil pemungutan suara.
KPU berharap keberadaan Sirekap dapat meminimalkan kesalahan entry data, mempermudah proses rekapitulasi di kecamatan, kabupaten/kota, provinsi dan nasional, dan menyajikan informasi hasil penghitungan suara di TPS kepada publik dalam waktu cepat.
Namun, akurasi Sirekap menjadi sorotan setelah pemungutan suara dilangsungkan pada Rabu (14/2/2024).
Perbedaan data antara hasil pemungutan suara di sejumlah TPS dan data yang ditayangkan di Sirekap menjadi sorotan utama.
Meski KPU sudah menjelaskan Sirekap hanya alat bantu, tidak sedikit yang tetap memercayai perbedaan data sebagai salah satu bentuk dugaan kecurangan.
Berbagai kejanggalan terkait hasil Sirekap mendorong kelompok masyarakat yang fokus pada isu keamanan digital siber, Cyberity, melakukan investigasi.
Cyberity menemukan bahwa situs pemilu2024.kpu.go.id dan sirekap-web.kpu.go.id menggunakan layanan cloud yang lokasi servernya berada di China, Perancis, dan Singapura.
"Layanan cloud tersebut merupakan milik layanan penyedia internet (ISP) raksasa Alibaba," kata Ketua Cyberity Arif Kurniawan seperti diberitakan Kompas.com, Sabtu (17/2/2024).
Posisi data dan lalu lintas email pada dua lokasi di atas, sebut Arif, berada dan diatur di luar negeri, tepatnya di China.
Selain itu, Arif juga mengatakan, terdapat celah kerawanan keamanan siber pada aplikasi Sirekap.
"Ketidakstabilan aplikasi Sirekap, Sistem Informasi Rekapitulasi Suara, dan Manajemen Relawan terjadi justru ketika pada masa krusial, masa pemilu dan beberapa hari setelahnya," kata Arif.
Sementara itu, Direktur Executive ICT Institute Heru Sutadi mengatakan, KPU perlu menjelaskan alasan menggunakan data center berbeda-beda untuk kebutuhan pemilu.
"Utamanya adalah Sirekap, karena kan data yang berasal dari Indonesia, diproses di Indonesia, hendaknya ditempatkan di Indonesia," kata Heru kepada Kompas.com, Senin (19/2/2024).
Senada Cyberity, Heru juga menemukan bahwa pusat data sirekap-web.kpu.go.id dikelola oleh Alibaba Cloud yang berlokasi di Singapura.