Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Dirty Vote", Sorotan Penyalahgunaan Wewenang, dan Dugaan Kecurangan Pemilu 2024...

Kompas.com - 13/02/2024, 08:58 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Bayu Galih

Tim Redaksi

"Untuk menyusun dan menjalankan skenario kotor tak perlu kepintaran, yang diperlukan cuma dua: mental culas dan tahan malu."

Bivitri Susanti - Dirty Vote (2024)

KOMPAS.com - Dugaan akan adanya kecurangan sistematis dan pelanggaran konstitusi diungkap dalam dokumenter Dirty Vote yang tayang pada Minggu (11/2/2024), beberapa hari menjelang pemungutan suara Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Film tersebut disutradarai Dandhy Dwi Laksono, penggarap dokumenter Sexy Killers (2019) yang mengungkap jejaring oligarki tambang batu bara di balik kontestan Pemilu 2019.

Dandhy mengatakan, pembuatan dan peluncuran Dirty Vote diharapkan dapat menjadi bahan edukasi bagi masyarakat menjelang pemungutan suara pada Rabu (14/2/2024).

Ia juga berharap semua elemen masyarakat dapat sejenak mengesampingkan dukungan politik kepada para calon presiden-calon wakil presiden, dan menyimak isi dokumenter itu secara terbuka.

"Ada saatnya kita menjadi pendukung capres-cawapres. Tapi hari ini, saya ingin mengajak setiap orang untuk menonton film ini sebagai warga negara," kata Dandhy, seperti diberitakan Kompas.com, Minggu (11/2/2024).

Menyoroti kejanggalan

Dirty Vote menghadirkan tiga ahli hukum tata negara, yaitu Zainal Arifin Mochtar dari Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM), Bivitri Susanti dari Sekolah Tinggi Hukum (STH) Indonesia Jentera, dan Feri Amsari selaku Direktur Eksekutif Pusat Studi Konstitusi (Pusako) Universitas Andalas.

Tiga orang yang merupakan pakar hukum tata negara itu juga berbicara sesuai kompetensinya, dan sorotan dilakukan masih dalam koridor ketatanegaraan selama pemilu berlangsung.

Mereka mengungkap berbagai kejanggalan pelaksanaan tata negara, praktik penyalahgunaan wewenang, dan dugaan kecurangan yang terjadi di balik layar Pemilu 2024.

Berbagai hal yang diungkap dalam film seperti upaya memenangi pemilihan presiden dalam satu putaran, dugaan pelanggaran kampanye oleh pejabat negara, dan tuduhan politisasi bantuan sosial.

Dokumenter tersebut mengungkap dugaan penyalahgunaan wewenang yang dilakukan Presiden Joko Widodo melalui penunjukan penjabat gubernur di 20 provinsi, serta campur tangan dalam penunjukan penjabat bupati dan wali kota.

Tindakan itu diduga terkait upaya memenangkan pasangan calon nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dalam satu putaran.

Sebagaimana diketahui, Gibran merupakan putra sulung Jokowi yang saat ini masih menjabat Wali Kota Surakarta.

Untuk dapat menang dalam satu putaran, paslon harus meraih lebih dari 50 persen suara serta memperoleh sedikitnya 20 persen suara di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari setengah jumlah provinsi di Indonesia (saat ini ada 38 provinsi).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[HOAKS] KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran sebagai Presiden-Wapres Terpilih

[HOAKS] KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran sebagai Presiden-Wapres Terpilih

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Puan Promosikan Obat Nyeri Sendi

[HOAKS] Puan Promosikan Obat Nyeri Sendi

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Azan Berkumandang di Lancaster House, Bukan Istana Buckingham

[KLARIFIKASI] Azan Berkumandang di Lancaster House, Bukan Istana Buckingham

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks The Simpsons Prediksi Nyamuk Wolbachia, Simak Penjelasannya

INFOGRAFIK: Hoaks The Simpsons Prediksi Nyamuk Wolbachia, Simak Penjelasannya

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Beredar Hoaks Sri Mulyani Sebut Jokowi Lunasi Utang Negara di Sidang MK

INFOGRAFIK: Beredar Hoaks Sri Mulyani Sebut Jokowi Lunasi Utang Negara di Sidang MK

Hoaks atau Fakta
Fakta Timnas Indonesia: Patahkan Tradisi Olimpiade Korsel, Brace Perdana Rafael Struick

Fakta Timnas Indonesia: Patahkan Tradisi Olimpiade Korsel, Brace Perdana Rafael Struick

Data dan Fakta
Benarkah Penembak Jitu Disiagakan Saat Unjuk Rasa Pro-Palestina di Ohio State University?

Benarkah Penembak Jitu Disiagakan Saat Unjuk Rasa Pro-Palestina di Ohio State University?

Hoaks atau Fakta
Konten Satire soal Batas Usia Pengguna Spotify

Konten Satire soal Batas Usia Pengguna Spotify

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto RA Kartini Memakai Kerudung dan Kacamata

[HOAKS] Foto RA Kartini Memakai Kerudung dan Kacamata

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] KPU Jatim Belum Keluarkan Spesimen Surat Suara Pilkada 2024

[KLARIFIKASI] KPU Jatim Belum Keluarkan Spesimen Surat Suara Pilkada 2024

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Bantuan Dana Rp 75 Juta dari BPJS Kesehatan

[HOAKS] Bantuan Dana Rp 75 Juta dari BPJS Kesehatan

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Bendera GAM Berkibar Setelah Prabowo Menang Sengketa Pilpres di MK

[HOAKS] Bendera GAM Berkibar Setelah Prabowo Menang Sengketa Pilpres di MK

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Momen Surya Paloh Cium Tangan Jokowi Sebelum Pilpres 2024

[VIDEO] Momen Surya Paloh Cium Tangan Jokowi Sebelum Pilpres 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Anak di Jayapura Tidak Tertular Virus Misterius yang Menyebar Lewat Angin

[KLARIFIKASI] Anak di Jayapura Tidak Tertular Virus Misterius yang Menyebar Lewat Angin

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks, Video Jet Misterius Terlihat Dekat Israel

INFOGRAFIK: Hoaks, Video Jet Misterius Terlihat Dekat Israel

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com