KOMPAS.com - Calon presiden (capres) nomor 2 Prabowo Subianto mengatakan, dua penyebab kematian utama di Indonesia yakni karena penyakit stroke dan jantung.
Menurut Prabowo, hal itu terjadi karena di beberapa kabupaten tidak ada dokter spesialis jantung dan stroke, dan tidak ada fasilitas CT scan yang memadai.
Baca juga: CEK FAKTA: Prabowo Klaim Baru Ada 92 Fakultas Kedokteran di Indonesia
“Masalah kesehatan di Indonesia adalah kurangnya dokter. Kita kurang 140.000 dokter. Itu utama. Bayangkan kalau ada yang kena stroke atau serangan jantung, dua sebab yang paling besar kematian, di beberapa kabupaten, tidak ada spesialis jantung atau spesialis stroke. Dua tidak ada perlengkapan yang memadai CT scan, PET scan, jarang ada di kabupaten," kata Prabowo, dalam debat kelima Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center Jakarta Minggu (4/12/2024).
Bagaimana faktanya?
Dilansir dari laman Kata Data, berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2019 menunjukkan, bahwa stroke merupakan penyakit yang menyumbang angka kematin terbanyak di Indonesia yakni 131,8 kasus kematian per 100.000 penduduk.
Kemudian, penyakit jantung menjadi yang kedua yakni 95,68 kasus per 100.000 penduduk.
Dilansir dari laman Sehat Negeriku, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan bahwa layanan kesehatan untuk penyakit stroke perlu diperkuat.
Saat ini, jumlah fasilitas pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan spesialis bedah jumlahnya belum memadai.
Baca juga: CEK FAKTA: Anies Sebut 70 Juta Orang Tidak Punya Jaminan Sosial
Dari 34 provinsi baru 20 provinsi yang bisa melakukan tindakan pakai cathlab sementara 14 provinsi masih belum mampu menyediakan pelayanan stroke.
Di laman Sehat Negeriku, Budi juga menjelaskan bahwa, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah (SpJP) hanya berjumlah 1.485 orang. Jumlah ini, kata Menkes, masih jauh dari kebutuhan.
Padahal, idealnya, 1 dokter jantung melayani 100.000 orang. Namun, saat ini, 1 dokter jantung harus melayani sebanyak 250.000 orang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.