Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[VIDEO] Unggahan Keliru Sebut Vaksin Demam Berdarah Dengue Berbahaya, Simak Bantahannya

Kompas.com - 26/12/2023, 10:20 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

KOMPAS.com - Pada masa pandemi di Indonesia, sejumlah informasi keliru dan hoaks seputar vaksin Covid-19 banyak beredar di media sosial.

Narasi yang muncul pun beragam, meskipun pola yang ada hampir sama. Misalnya, narasi mengenai bahaya vaksin dan teori konspirasi bahwa program vaksin dibuat untuk membenamkan cip yang dapat mengontrol aktivitas manusia.

Akan tetapi, hoaks mengenai vaksin masih beredar meskipun pandemi Covid-19 sudah berangsur pulih. Kali ini, narasinya mengenai demam berdarah dengue (DBD). '

Di media sosial beredar unggahan yang menyatakan bahwa vaksin DBD berbahaya.

Sebab, menurut unggahan itu, vaksin DBD menimbulkan antibody-dependant enhancement (ADE) setelah dua tahun setelah vaksinasi. Unggahan itu menyertakan artikel dari Reuters.

Berdasarkan penelusuran Kompas.com, unggahan itu dipastikan keliru.

Artikel Reuters yang digunakan pun membahas penghentian sementara vaksin dengue di Filipina karena adanya peningkatan risiko rawat inap dan dengue berat pada individu dengan serotesting negatif atau belum pernah terinfeksi DBD sebelumnya.

Adapun Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memastikan bahwa vaksin Dengvaxia tetap dapat digunakan untuk mengurangi risiko kejadian dan keparahan DPD pada anak usia 9-16 tahun yang sebelumnya telah terinfeksi.

Selain itu, BPOM belum menemukan laporan efek samping Dengvaxia yang telah digunakan.

Simak penjelasannya dalam video berikut ini:

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Hoaks Uang Nasabah Hilang Berpotensi Timbulkan 'Rush Money'

Hoaks Uang Nasabah Hilang Berpotensi Timbulkan "Rush Money"

Hoaks atau Fakta
Menilik Riwayat Peringatan Hari Buruh di Indonesia

Menilik Riwayat Peringatan Hari Buruh di Indonesia

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Elkan Baggott Tiba di Qatar untuk Perkuat Timnas Indonesia

[HOAKS] Elkan Baggott Tiba di Qatar untuk Perkuat Timnas Indonesia

Hoaks atau Fakta
Disinformasi Bernada Satire soal Kematian Elon Musk

Disinformasi Bernada Satire soal Kematian Elon Musk

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] MK Larang Anies dan Ganjar Mencalonkan Diri sebagai Presiden

[HOAKS] MK Larang Anies dan Ganjar Mencalonkan Diri sebagai Presiden

Hoaks atau Fakta
Akun Instagram Palsu Wasit Shen Yinhao Bermunculan Setelah Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Akun Instagram Palsu Wasit Shen Yinhao Bermunculan Setelah Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Ronaldo Kritik Kepemimpinan Wasit Indonesia Vs Uzbekistan

[HOAKS] Ronaldo Kritik Kepemimpinan Wasit Indonesia Vs Uzbekistan

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan Diulang karena Ada Kecurangan

[HOAKS] Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan Diulang karena Ada Kecurangan

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] RSJ di Kendari Kebanjiran 50 Pasien akibat Efek Obat PCC

[HOAKS] RSJ di Kendari Kebanjiran 50 Pasien akibat Efek Obat PCC

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran, Simak Bantahannya

INFOGRAFIK: Hoaks KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran, Simak Bantahannya

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Tidak Benar Tabung Elpiji Kosong Bisa Terisi Lagi Setelah Diguyur Air Panas

[KLARIFIKASI] Tidak Benar Tabung Elpiji Kosong Bisa Terisi Lagi Setelah Diguyur Air Panas

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Hoaks! Bill Gates Lepaskan Nyamuk Penyebar Kaki Gajah di Bali

[VIDEO] Hoaks! Bill Gates Lepaskan Nyamuk Penyebar Kaki Gajah di Bali

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Najwa Shihab Wawancarai Beckham soal Bisnis Judi Online

[HOAKS] Najwa Shihab Wawancarai Beckham soal Bisnis Judi Online

Hoaks atau Fakta
Memanfaatkan Fitur Google untuk Mencari Artikel Cek Fakta

Memanfaatkan Fitur Google untuk Mencari Artikel Cek Fakta

Data dan Fakta
[KLARIFIKASI] Belum Ada Bukti Rafael Alun Korupsi Rp 3.000 Triliun

[KLARIFIKASI] Belum Ada Bukti Rafael Alun Korupsi Rp 3.000 Triliun

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com