Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/12/2023, 16:41 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com - Beredar narasi di media sosial mengenai keberadaan kartu tanda penduduk (KTP) dan nomor pokok wajib pajak (NPWP) ganda sebagai bentuk kecurangan dalam Pemilihan Umum atau Pemilu 2024.

Narasi yang beredar menyebutkan, ada satu warga China yang ketahuan memiliki tiga KTP, serta menjadi bukti kecurangan.

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau hoaks.

Narasi yang beredar

Informasi soal keberadaan KTP dan NPWP ganda sebagai bentuk kecurangan Pemilu 2024, disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, dan ini.

Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Minggu (16/12/2023):

PARAAAAAHHH !!!!! Kantor Disdukcapil, KPU dan China Taipan SUDAH BEKERJA SAMA untuk pemenangan salah satu CAPRES!? 1 orang keturunan China punya 3 KTP dan 3 Kartu NPWP, Mohon di VIRALKAN !!!!!

Tangkapan layar konten hoaks di sebuah akun Facebook, 26 September 2023, soal keberadaan KTP dan NPWP ganda sebagai bentuk kecurangan Pemilu 2024.akun Facebook Tangkapan layar konten hoaks di sebuah akun Facebook, 26 September 2023, soal keberadaan KTP dan NPWP ganda sebagai bentuk kecurangan Pemilu 2024.
Penelusuran Kompas.com

KTP dan NPWP yang ditampilkan di media sosial telah beredar di media sosial setidaknya sejak 2017.

Tampak tiga KTP dengan foto sama dan tiga NPWP dengan nama yang sama dengan KTP.

Berdasarkan hasil penelusuran gambar di TinEye, gambar KTP dan NPWP yang beredar berhubungan dengan sejumlah artikel media.

Tangkapan layar pencarian gambar di TinEye, menampilkan sejumlah artikel media soal temuan puluhan KTP dan NPWP yang diduga dikirim dari Kamboja.TinEye Tangkapan layar pencarian gambar di TinEye, menampilkan sejumlah artikel media soal temuan puluhan KTP dan NPWP yang diduga dikirim dari Kamboja.
Salah satunya yang diwartakan oleh BBC pada 10 Februari 2017, soal temuan puluhan KTP dan NPWP yang diduga dikirim dari Kamboja.

Foto yang beredar pertama kali disebarkan oleh akun Twitter Andi Arief pada 6 Februari 2017.

Dilansir Kompas.com, Kapolda Metro Jaya saat itu, Irjen Mochamad Iriawan mengatakan, keberadaan KTP palsu diduga dimanfaatkan untuk kejahatan ekonomi. Tidak ada kaitannya Pilkada yang akan dilaksanakan tahun itu.

Sebelumnya, anggota Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta menemukan paket FedEx berupa 36 lembar KTP, 32 lembar NPWP, satu buku tabungan, dan satu buah kartu ATM.

Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar mengimbau agar masyarakat jangan terprovokasi temuan KTP palsu dari Kamboja, menjelang pencoblosan Pilkada DKI Jakarta pada 15 Februari 2017.

"Kita perlu ingatkan ke masyarakat perlu waspada tentang info-info yang belum tentu benar, karena jelang pilkada tanggal 15 ini semua macam-macam berita untuk menyesatkan untuk buat masyarakat resah agar masyarakat emosi dan sebagainya," ujar Boy, 10 Februari 2017, dilansir Kompas.com.

Kesimpulan

Narasi soal keberadaan KTP dan NPWP ganda sebagai bentuk kecurangan Pemilu 2024 merupakan hoaks.

KTP dan NPWP yang beredar merupakan temuan pada 2017 yang diduga dimanfaatkan untuk kejahatan ekonomi. Temuan itu tidak ada kaitannya dengan pemilu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[HOAKS] Ronaldo Dukung Laga Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

[HOAKS] Ronaldo Dukung Laga Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Sampul Majalah Time Tampilkan Donald Trump Bertanduk

[HOAKS] Sampul Majalah Time Tampilkan Donald Trump Bertanduk

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Terbukti Suap Wasit, Uzbekistan Didiskualifikasi dari Piala Asia U-23

[HOAKS] Terbukti Suap Wasit, Uzbekistan Didiskualifikasi dari Piala Asia U-23

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] BMKG Tegaskan Sesar Sumatera Tidak Memicu Tsunami

[KLARIFIKASI] BMKG Tegaskan Sesar Sumatera Tidak Memicu Tsunami

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Ronaldo Tiba di Qatar untuk Menonton Piala Asia U-23

[HOAKS] Video Ronaldo Tiba di Qatar untuk Menonton Piala Asia U-23

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Vaksin HPV Menyebabkan Kemandulan

[HOAKS] Vaksin HPV Menyebabkan Kemandulan

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Menkominfo Bantah Apple Batal Investasi Rp 1,6 Triliun di Indonesia

[KLARIFIKASI] Menkominfo Bantah Apple Batal Investasi Rp 1,6 Triliun di Indonesia

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Hoaks Spesimen Surat Suara dan Paslon yang Bersaing di Pilkada Jatim 2024

[VIDEO] Hoaks Spesimen Surat Suara dan Paslon yang Bersaing di Pilkada Jatim 2024

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Konten Keliru Sebut Spotify Perlihatkan Fitur Batas Usia Pengguna

INFOGRAFIK: Konten Keliru Sebut Spotify Perlihatkan Fitur Batas Usia Pengguna

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Elkan Baggot Tiba di Qatar untuk Perkuat Timnas U23 Indonesia

INFOGRAFIK: Hoaks Elkan Baggot Tiba di Qatar untuk Perkuat Timnas U23 Indonesia

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] FIFA Angkat Bicara soal Wasit VAR Indonesia Vs Uzbekistan

[HOAKS] FIFA Angkat Bicara soal Wasit VAR Indonesia Vs Uzbekistan

Hoaks atau Fakta
Dua Puluh Empat Tahun Lalu, GPS Akurasi Tinggi Tersedia untuk Publik

Dua Puluh Empat Tahun Lalu, GPS Akurasi Tinggi Tersedia untuk Publik

Sejarah dan Fakta
Mitos Penularan HIV/AIDS di Kolam Renang

Mitos Penularan HIV/AIDS di Kolam Renang

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pernyataan Ronaldo soal Indonesia Tidak Akan Kalah jika Tak Dicurangi Wasit

[HOAKS] Pernyataan Ronaldo soal Indonesia Tidak Akan Kalah jika Tak Dicurangi Wasit

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Unta Terjebak Banjir di Dubai

[HOAKS] Video Unta Terjebak Banjir di Dubai

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com