Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CEK FAKTA: Ganjar Singgung Rekomendasi DPR Terkait Kasus Penghilangan Paksa 1997-1998

Kompas.com - 14/12/2023, 11:50 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

KOMPAS.com - Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo mengatakan, pada 2009 Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengeluarkan empat rekomendasi kepada presiden terkait kasus penghilangan orang secara paksa periode 1997-1998.

Dalam debat pertama yang dilakukan capres Pemilu 2024 di Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Selasa (12/12/2023), Ganjar bertanya kepada calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto apakah akan membuat pengadilan HAM dan membereskan rekomendasi DPR.

"Dan saya ingatkan tahun 2009 DPR sudah mengeluarkan empat rekomendasi pada saat itu kepada Presiden," ujar Ganjar.

Bagaimanakah faktanya?

Rekomendasi yang dimaksud Ganjar tertuang dalam Laporan Panitia Khusus Penanganan Pembahasan Atas Hasil Penyelidikan Orang Secara Paksa Periode 1997-1998.

DPR menyampaikan empat rekomendasi sebagai berikut:

  1. Merekomendasikan kepada Presiden untuk membentuk Pengadilan HAM Ad Hoc
  2. Merekomendasikan kepada Presiden serta segenap institusi pemerintah serta pihak-pihak terkait untuk segera melakukan pencarian terhadap 13 orang yang oleh Komnas HAM masih dinyatakan hilang
  3. Merekomendasikan kepada pemerintah untuk merehabilitasi dan memberikan kompensasi terhadap keluarga korban yang hilang
  4. Merekomendasikan kepada pemerintah agar segera meratifikasi Konvensi Anti Penghilangan Paksa sebagai bentuk komitmen dan dukungan untuk menghentikan praktik penghilangan paksa di Indonesia.

Kasus penculikan dan penghilangan aktivis bermula dari dua agenda politik besar, yakni Pemilu 1997 dan Sidang Umum Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) pada Maret 1998

Para aktivis, pemuda, dan mahasiswa yang mengkritik kebijakan pemerintah dianggap sebagai ancaman yang dapat menghambat jalannya roda pemerintahan.

Kontras mencatat, selama Februari sampai Mei 1998 terjadi kasus penculikan dan penghilangan paksa terhadap 23 aktivis pro demokrasi.

Dari jumlah tersebut hanya sembilan orang yang dikembalikan, meliputi:

  1. Aan Rusdiyanto
  2. Andi Arief
  3. Desmond Junaedi Mahesa
  4. Faisol Reza
  5. Haryanto Taslam
  6. Mugiyanto
  7. Nezar Patria
  8. Pius Lustrilanang
  9. Raharja Waluya Jati

Salah satu dari 23 orang diculik yakni Leonardus Nugroho (Gilang) dinyatakan hilang, lalu ditemukan tiga hari kemudian dalam kondisi meninggal dunia di Magetan, Jawa Timur. Ada luka tembak di tubuhnya.

Sementara, berikut daftar nama 13 korban penculikan yang masih hilang dan belum dikembalikan:

  1. Dedy Umar Hamdun
  2. Herman Hendrawan
  3. Hendra Hambali
  4. Ismail
  5. M Yusuf
  6. Noval Al Katiri
  7. Petrus Bima Anugrah
  8. Sony
  9. Suyat
  10. Ucok Munandar Siahaan
  11. Yadin Muhidin
  12. Yani Afri
  13. Wiji Thukul

Kontras kemudian mengutip kesimpulan yang disampaikan Komisi Nasional untuk Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) terkait dugaan pelanggaran HAM berat dalam peristiwa penghilangan orang secara paksa 1997-1998.

Dikutip dari Kontras, pelaku penculikan dan penghilangan paksa aktivis 1997-1998 adalah Tim Mawar.

Dalam kesimpulan hasil penyelidikan Komnas HAM, Tim Mawar dibentuk di bawah Grup IV Komando Pasukan Khusus (Kopassus), berdasarkan perintah langsung dan tertulis dan Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus Mayjen TNI Prabowo Subianto.

Selaku Danjen Kopassus, Mayjen TNI Prabowo Subianto bertanggung jawab atau setidaknya mengetahui peristiwa penghilangan paksa yang dilakukan oleh Tim Mawar.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dua Puluh Empat Tahun Lalu, GPS Akurasi Tinggi Tersedia untuk Publik

Dua Puluh Empat Tahun Lalu, GPS Akurasi Tinggi Tersedia untuk Publik

Sejarah dan Fakta
Mitos Penularan HIV/AIDS di Kolam Renang

Mitos Penularan HIV/AIDS di Kolam Renang

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pernyataan Ronaldo soal Indonesia Tidak Akan Kalah jika Tak Dicurangi Wasit

[HOAKS] Pernyataan Ronaldo soal Indonesia Tidak Akan Kalah jika Tak Dicurangi Wasit

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Unta Terjebak Banjir di Dubai

[HOAKS] Video Unta Terjebak Banjir di Dubai

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Hacker asal Aljazair Dihukum Mati karena Bantu Palestina

[HOAKS] Hacker asal Aljazair Dihukum Mati karena Bantu Palestina

Hoaks atau Fakta
Beragam Hoaks Promosi Obat Mencatut Tokoh Publik

Beragam Hoaks Promosi Obat Mencatut Tokoh Publik

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Prabowo Akan Menikahi Mertua Kaesang

[HOAKS] Prabowo Akan Menikahi Mertua Kaesang

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks BPJS Kesehatan Beri Dana Bantuan Rp 75 Juta, Awas Penipuan

INFOGRAFIK: Hoaks BPJS Kesehatan Beri Dana Bantuan Rp 75 Juta, Awas Penipuan

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Dugaan Aliran Dana Kementan untuk SYL dan Keluarga

INFOGRAFIK: Dugaan Aliran Dana Kementan untuk SYL dan Keluarga

Hoaks atau Fakta
Hoaks Uang Nasabah Hilang Berpotensi Timbulkan 'Rush Money'

Hoaks Uang Nasabah Hilang Berpotensi Timbulkan "Rush Money"

Hoaks atau Fakta
Menilik Riwayat Peringatan Hari Buruh di Indonesia

Menilik Riwayat Peringatan Hari Buruh di Indonesia

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Elkan Baggott Tiba di Qatar untuk Perkuat Timnas Indonesia

[HOAKS] Elkan Baggott Tiba di Qatar untuk Perkuat Timnas Indonesia

Hoaks atau Fakta
Disinformasi Bernada Satire soal Kematian Elon Musk

Disinformasi Bernada Satire soal Kematian Elon Musk

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] MK Larang Anies dan Ganjar Mencalonkan Diri sebagai Presiden

[HOAKS] MK Larang Anies dan Ganjar Mencalonkan Diri sebagai Presiden

Hoaks atau Fakta
Akun Instagram Palsu Wasit Shen Yinhao Bermunculan Setelah Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Akun Instagram Palsu Wasit Shen Yinhao Bermunculan Setelah Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com