Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CEK FAKTA: Anies Sebut Kebebasan Berbicara dan Indeks Demokrasi Indonesia Turun

Kompas.com - 12/12/2023, 22:53 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

KOMPAS.com - Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan menyebutkan, kebebasan berbicara dan indeks demokrasi di Indonesia mengalami penurunan.

Hal tersebut disampaikan Anies dalam debat pertama calon presiden Pemilu 2024 di Gedung KPU, Jakarta, pada Selasa (12/12/2023).

Anies menjawab pertanyaan moderator terkait cara mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap partai politik.

"Saya rasa lebih dari sekadar parpol, rakyat tidak percaya kepada proses demokrasi yang terjadi, itu jauh lebih luas dari sekedar partai politik," ucap Anies.

Anies mengatakan, ada tiga hal yang harus terpenuhi dalam demokrasi. Pertama adalah adanya kebebasan berbicara.

Kedua, adanya oposisi yang bebas mengkritik pemerintah dan menjadi penyeimbang pemerintah. Ketiga, proses pemilu yang netral, transparan, jujur adil.

"Dan kalau kita saksikan dua ini mengalami problem, kita saksikan bagaimana kebebasan berbicara menurun, termasuk mengkritik partai politik, dan angka demokrasi kita menurun, indeks demokrasi kita," tutur Anies.

Bagaimana faktanya?

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) skor Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) pada 2020 di angka 73,66 (skala 0 hingga 100). Semakin tinggi nilai indeks, semakin demokratis pula sebuah wilayah.

Dibandingkan dengan kondisi tahun lalu, indeks yang dibangun oleh tiga aspek: kebebasan sipil, hak-hak politik, dan kelembagaan politik, ini relatif menurun.

Namun, penurunan tersebut tidak mengubah kategorisasi kualitas indeks, tetap menempatkan negeri ini dalam kualitas demokrasi yang ”sedang”.

Sementara, menurut World Democracy Index yang disusun Economist Intelligence Unit (EIU), skor dan peringkat Indeks Demokrasi Indonesia dari 2017-2021 adalah sebagai berikut:

  • 2017: 6,39 (Peringkat 68 dari 167 negara)
  • 2018: 6,39 (Peringkat 65 dari 167 negara)
  • 2019: 6,48 (Peringkat 64 dari 167 negara)
  • 2020: 6,30 (Peringkat 64 dari 167 negara)
  • 2021: 6,71 (Peringkat 52 dari 167 negara)

Dilansir Kompas.id, dari lima indikator yang diukur oleh EIU untuk menentukan Indeks Demokrasi 2021, skor Indonesia naik pada tiga aspek, yaitu:

  • Keberfungsian pemerintah naik dari 7,50 menjadi 7,86
  • Kebebasan sipil dari 5,59 menjadi 6,18
  • Partisipasi politik naik dari skor 6,11 menjadi 7,22

Namun, masih ada dua aspek yang stagnan dibandingkan dengan tahun 2020, yaitu:

  • Proses elektoral dan pluralisme tak bergerak di skor 7,92  
  • Indikator budaya politik juga masih berada di angka 4,38

Kemudian, skor Indonesia pada 2022 tetap di angka 6,71 dari skala 0-10 dan belum bergerak dari kategori demokrasi cacat (flawed democracy).

Capaian rendah Indonesia ada pada budaya politik yang tercatat di angka 4,38 dan kebebasan sipil di angka 6,18.

Aspek budaya politik disusun oleh sejumlah eksplorasi persepsi, misalnya terkait hubungan antara demokrasi dan sistem ekonomi, persepsi tentang kabinet yang dijalankan oleh politisi atau ahli, dan penguasaan pemerintahan oleh militer.

Adapun dalam kebebasan sipil, hal-hal yang dijadikan acuan yakni keberadaan media massa yang bebas dan berkualitas, kebebasan berekspresi dan berpendapat, toleransi, kekerasan oleh negara, dan jaminan pada perlindungan hak asasi manusia.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Cek Fakta Kompascom (@cekfakta.kompascom)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[HOAKS] Indonesia Dilanda Gelombang Panas 40-50 Derajat Celcius

[HOAKS] Indonesia Dilanda Gelombang Panas 40-50 Derajat Celcius

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Bea Cukai Bantah Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk

[KLARIFIKASI] Bea Cukai Bantah Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Sandra Dewi Pura-pura Gila Saat Ditangkap Polisi

[HOAKS] Sandra Dewi Pura-pura Gila Saat Ditangkap Polisi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Mantan Menkes Siti Fadilah Supari Promosikan Obat Nyeri Sendi

[HOAKS] Mantan Menkes Siti Fadilah Supari Promosikan Obat Nyeri Sendi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Kehadiran Pasukan Rusia di Gaza

[HOAKS] Video Kehadiran Pasukan Rusia di Gaza

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Cek Fakta Pernyataan Sekjen PDI-P, Kecurangan Pilpres Bisa Terulang di Pilkada?

[VIDEO] Cek Fakta Pernyataan Sekjen PDI-P, Kecurangan Pilpres Bisa Terulang di Pilkada?

Hoaks atau Fakta
Cek Fakta Sepekan: Hoaks Tentara China ke Indonesia | Pertalite Tidak Tersedia di SPBU

Cek Fakta Sepekan: Hoaks Tentara China ke Indonesia | Pertalite Tidak Tersedia di SPBU

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Prabowo Beri Bantuan Melalui Nomor WhatsApp, Awas Penipuan

INFOGRAFIK: Hoaks Prabowo Beri Bantuan Melalui Nomor WhatsApp, Awas Penipuan

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Cek Fakta, Benarkah Perubahan Iklim Tingkatkan Penularan DBD?

INFOGRAFIK: Cek Fakta, Benarkah Perubahan Iklim Tingkatkan Penularan DBD?

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Timnas Guinea Didiskualifikasi dari Olimpiade Paris 2024

[HOAKS] Timnas Guinea Didiskualifikasi dari Olimpiade Paris 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Evakuasi Warga Palestina dari Gaza Utara, Bukan Rafah

[KLARIFIKASI] Video Evakuasi Warga Palestina dari Gaza Utara, Bukan Rafah

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Timnas Sepak Bola Indonesia Resmi Lolos Olimpiade Paris 2024

[HOAKS] Timnas Sepak Bola Indonesia Resmi Lolos Olimpiade Paris 2024

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Konten Satire Perlihatkan Wajah Hawa Mirip Taylor Swift

INFOGRAFIK: Konten Satire Perlihatkan Wajah Hawa Mirip Taylor Swift

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Foto Perlihatkan McDonald's Terbengkalai, Simak Penjelasannya

INFOGRAFIK: Hoaks Foto Perlihatkan McDonald's Terbengkalai, Simak Penjelasannya

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Tsunami di Jepang pada 2011, Bukan 2024

[KLARIFIKASI] Video Tsunami di Jepang pada 2011, Bukan 2024

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com